Android 16 Usung Fitur Anti-Maling Lebih Canggih, Ponsel Curian Dijamin Tak Bisa Digunakan

Android 16 Usung Fitur Anti-Maling Lebih Canggih, Ponsel Curian Dijamin Tak Bisa Digunakan

Android 16 Usung Fitur Anti-Maling Lebih Canggih, Ponsel Curian Dijamin Tak Bisa Digunakan--

JEKTVNEWS.COM- Google kembali memperkuat sistem keamanan Android dengan menghadirkan fitur anti-maling yang lebih tangguh dalam pembaruan Android 16. Dalam acara The Android Show: I/O Edition yang digelar baru-baru ini, Google memperkenalkan peningkatan pada fitur Factory Reset Protection (FRP), sebuah sistem perlindungan yang mencegah ponsel curian direset dan dijual kembali oleh pihak yang tidak berwenang.

Fitur ini dirancang untuk mengunci ponsel secara permanen apabila sistem mendeteksi adanya upaya penghapusan data atau factory reset yang mencurigakan. Melalui pendekatan ini, Google ingin memastikan bahwa ponsel hanya dapat diakses oleh pemilik sah, sehingga menyulitkan pelaku pencurian memanfaatkan atau menjual perangkat tersebut.

“Dengan sistem baru ini, jika seseorang mencoba menyetel ulang ponsel tanpa otentikasi yang sah, perangkat akan langsung terkunci dan tidak bisa digunakan hingga proses verifikasi pemilik berhasil dilakukan,” kata Google dalam pernyataannya, dikutip dari Android Authority, Jumat (16/5).

BACA JUGA:Indonesia Kirim Enam Wakil ke Perempat Final Thailand Open 2025, Harapan Akhiri Paceklik Gelar

Factory Reset Protection sebenarnya bukan fitur baru, karena telah diperkenalkan sejak beberapa versi Android sebelumnya. Namun, Google menyempurnakannya di Android 16 dengan sistem yang lebih kompleks dan sulit untuk ditembus. Sistem ini menyimpan kunci otentikasi di area yang aman dan terpisah dari data pengguna. Dengan demikian, meskipun ponsel di-reset ke pengaturan pabrik, kunci otentikasi tidak akan ikut terhapus.

Kunci tersebut dibuat ketika pengguna pertama kali menambahkan akun Google ke perangkat. Fungsinya sebagai identitas yang hanya bisa dihapus melalui proses reset yang sah. Jika sistem mendeteksi bahwa ponsel di-reset tanpa otorisasi, maka semua fungsi akan dibatasi dan perangkat menjadi tidak bisa digunakan sama sekali.

Salah satu skenario yang paling umum adalah ketika pelaku pencurian mencoba melewati setup wizard atau melakukan force reset menggunakan menu pemulihan. Android 16 kini akan secara otomatis menampilkan peringatan bahwa autentikasi gagal dan meminta pengguna memasukkan pola kunci layar atau kredensial akun Google yang sebelumnya terdaftar di perangkat.

BACA JUGA:Joget Seru Mees Hilgers di Ulang Tahun Erick Thohir, Bukti Kedekatan Pemain Timnas Indonesia

Dalam tangkapan layar yang ditampilkan selama demo, Google menunjukkan pesan dialog yang akan muncul ketika perangkat terdeteksi mengalami reset tidak sah. Pesan tersebut berbunyi: “Perangkat ini telah diatur ulang tetapi otentikasi gagal selama penyiapan. Untuk menggunakan perangkat ini, setel ulang lagi dan masukkan kunci layar perangkat sebelumnya atau kredensial Akun Google.”

Menariknya, dialog ini akan terus muncul setiap kali ada upaya pengaturan ulang tanpa verifikasi pemilik yang valid. Ini berarti proses reset bisa dilakukan berulang kali, tetapi perangkat tetap tidak akan bisa digunakan hingga pemilik yang sah memverifikasi identitas mereka.

Langkah ini dinilai sebagai pendekatan agresif namun efektif dalam menekan angka pencurian ponsel, karena menjadikan perangkat yang dicuri tak lebih dari benda mati bagi orang lain yang tidak memiliki hak akses.

BACA JUGA:Jelang Libur Panjang, BRI Pastikan Keandalan Layanan Lewat 1,19 Juta AgenBRILink, 742 Ribu Jaringan E-Channel

Google menyatakan bahwa pembaruan besar untuk FRP ini akan dirilis menjelang akhir tahun, kemungkinan besar dalam salah satu Quarterly Platform Release (QPR) Android 16. Ini juga berarti fitur ini tidak akan langsung tersedia dalam peluncuran awal Android 16, melainkan hadir sebagai bagian dari update lanjutan.

Para pengamat keamanan siber menyambut baik langkah ini. Mereka menilai bahwa fitur ini dapat memberikan efek jera bagi pelaku pencurian sekaligus perlindungan lebih bagi pengguna. Meski demikian, masih ada kekhawatiran soal kemungkinan penyalahgunaan atau masalah teknis jika verifikasi pemilik sah mengalami kendala.

Google sendiri menyatakan akan memastikan pengalaman pengguna tetap mulus dan aman, serta menyediakan opsi bantuan jika proses otentikasi mengalami masalah.

Dengan hadirnya fitur anti-maling yang lebih ketat ini, Google berharap dapat menekan praktik jual beli ponsel curian yang selama ini masih marak di pasar gelap. Karena perangkat yang sudah terkunci tak bisa digunakan, pembeli di pasar gelap pun akan berpikir dua kali sebelum mengambil risiko.

Sumber: