Hadapi Indonesia dan Australia, Jepang Siap Rotasi Besar: Moriyasu Prioritaskan Kebugaran dan Strategi

Hadapi Indonesia dan Australia, Jepang Siap Rotasi Besar: Moriyasu Prioritaskan Kebugaran dan Strategi

Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, berencana melakukan rotasi besar dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 bulan Juni nanti.--

JEKTVNEWS.COM - Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu, memberikan sinyal kuat akan melakukan rotasi besar-besaran dalam dua laga terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang akan berlangsung pada bulan Juni mendatang. Tim Samurai Biru dijadwalkan menghadapi Australia dan Timnas Indonesia, namun kedua pertandingan tersebut tidak lagi menentukan nasib mereka di turnamen, karena Jepang sudah memastikan tiket ke putaran final Piala Dunia 2026 sejak Maret lalu.

BACA JUGA:Jelang JuniorGP, Dua Anak Binaan Astra Honda Siap Taklukan Kebanggaan Portugal

Situasi ini membuka peluang bagi Moriyasu untuk melakukan eksperimen dan menyusun strategi jangka panjang. Ia menegaskan bahwa laga-laga sisa akan menjadi ajang evaluasi sekaligus kesempatan emas bagi pemain-pemain yang selama ini belum mendapat menit bermain yang cukup di tim nasional.

"Ketika pertandingan sudah tidak menentukan, itu adalah momen yang tepat untuk memberi ruang kepada pemain lain agar mereka bisa memahami filosofi dan sistem permainan kami," ujar Moriyasu dalam wawancara yang dikutip dari media Jepang, Sanspo.

Salah satu pertimbangan utama dalam keputusannya untuk merombak skuad adalah faktor kebugaran pemain. Sebagian besar pemain inti Jepang bermain di liga-liga top Eropa dan baru saja menyelesaikan musim yang padat dan melelahkan. Nama-nama seperti Kaoru Mitoma, yang sempat mengalami kelelahan dan cedera ringan karena jadwal padat di klub, dinilai butuh waktu pemulihan yang cukup.

BACA JUGA:China Perpanjang Dominasi di Sudirman Cup: Taklukkan Korea Selatan dan Raih Gelar ke-14

“Penting untuk memperhatikan berapa banyak menit bermain yang sudah dijalani oleh para pemain kami di klub. Saya ingin memastikan mereka bisa istirahat dengan baik setelah musim yang panjang,” jelas Moriyasu.

Selain aspek fisik, pelatih berusia 56 tahun itu juga menganggap bahwa dua laga tersisa bisa dimanfaatkan untuk memperluas pemahaman taktik di antara para pemain. Menurutnya, agar Jepang bisa bersaing di level tertinggi dunia, perlu dibangun kedalaman skuad yang kuat dan merata.

“Untuk membuat Jepang semakin kuat dan kompetitif di Piala Dunia nanti, saya ingin agar semua pemain, termasuk yang belum sering tampil, memahami strategi dan peran masing-masing dalam tim,” lanjutnya.

Rencana rotasi ini bukan sekadar formalitas. Moriyasu berambisi menjadikan tim Jepang lebih kokoh dengan membangun pondasi skuad yang tidak hanya bergantung pada beberapa nama besar. Ia berharap, lewat laga kontra Australia dan Indonesia, para pemain muda serta cadangan yang selama ini menunggu kesempatan bisa unjuk gigi dan menunjukkan kualitas terbaik mereka.

BACA JUGA:Wasit Kontroversial dan Permainan Kurang Matang, Rinov/Gloria Tersingkir dari Sudirman Cup 2025

Rotasi yang direncanakan juga mencerminkan strategi jangka panjang Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) yang selama ini fokus pada regenerasi pemain dan kontinuitas sistem permainan. Moriyasu menyadari bahwa turnamen seperti Piala Dunia membutuhkan skuad yang tidak hanya kuat secara individu, tetapi juga memahami satu sama lain dalam konteks permainan kolektif.

Dengan pendekatan ini, bukan tidak mungkin tim Jepang akan menurunkan wajah-wajah baru dalam laga melawan Indonesia, yang tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi skuad Garuda. Meski demikian, laga tersebut tetap akan menjadi ajang penting untuk mengukur kekuatan Indonesia melawan tim berpengalaman dari Asia Timur, meski dalam format rotasi.

Secara keseluruhan, kebijakan rotasi ini menunjukkan fleksibilitas dan kedewasaan strategi Moriyasu sebagai pelatih. Ia tidak terpaku pada kemenangan semata, tetapi lebih pada membangun fondasi tim nasional Jepang untuk tampil maksimal di Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Sumber: