Kuliah Jalan Panjang Menuju Pekerjaan atau Sekadar Penundaan Pengangguran?
ilustrasi mahasiswa di dunia perkuliahan-Freepik-
JEKTVNEWS.COM- Kuliah sering kali dianggap sebagai pintu gerbang menuju karier impian dan kestabilan hidup. Banyak yang berpikir, begitu lulus dari universitas dengan ijazah di tangan, mereka otomatis akan mendapat pekerjaan layak dan gaji memadai.
Namun, kenyataannya tidak selalu seindah itu. Di Indonesia, lulusan perguruan tinggi justru sering menghadapi kenyataan pahit: gelar akademik tidak menjamin pekerjaan. Banyak lulusan yang akhirnya menjadi pengangguran atau bekerja dalam bidang yang tak sejalan dengan keahlian mereka. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah kuliah benar-benar membawa kita lebih dekat ke dunia kerja atau malah menjadi 'penundaan pengangguran'?
BACA JUGA:Tantangan Pendidikan Karakter di Era Digital
Mengikuti kuliah memang membuka banyak wawasan baru, memberi kesempatan untuk belajar keterampilan, dan memperluas jaringan sosial. Tapi, di era sekarang, ijazah saja tak cukup. Banyak lulusan yang menemukan bahwa dunia kerja menginginkan lebih dari sekadar teori akademik; mereka butuh keterampilan praktis yang sering kali tidak diajarkan di bangku kuliah.
Sebagai contoh, banyak pekerjaan saat ini yang menuntut kemampuan teknologi, manajemen proyek, komunikasi, dan pemikiran kritis — keterampilan yang tak semua program studi secara khusus fokuskan. Seiring banyaknya persaingan kerja, lulusan yang hanya mengandalkan ijazah tanpa pengalaman atau keterampilan tambahan sering kali tertinggal.
Masalah lainnya adalah ketidaksesuaian antara jumlah lulusan dan peluang kerja yang tersedia. Beberapa bidang studi memiliki jumlah lulusan yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan permintaan di pasar kerja. Akibatnya, kompetisi semakin ketat, dan banyak lulusan terpaksa bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan studi mereka atau bahkan menjadi pengangguran.
BACA JUGA:Peran Pendidikan Berkualitas dalam Mempersiapkan Generasi untuk Tantangan Global
Kuliah tetap memiliki manfaat penting dalam membentuk karakter, pola pikir, dan kemampuan intelektual seseorang. Namun, jika hanya melihat kuliah sebagai jaminan pekerjaan, hal itu bisa berakhir mengecewakan.
Penting bagi mahasiswa untuk menyadari bahwa kuliah bukan akhir perjalanan, melainkan bagian dari proses untuk siap menghadapi dunia kerja yang menuntut fleksibilitas dan kreativitas tinggi. Mengembangkan keterampilan praktis, mengikuti pelatihan, magang, atau mengasah minat kewirausahaan bisa menjadi jalan alternatif yang memperkaya pengalaman dan memperbesar peluang kerja.
Dengan melihat realitas ini, kuliah harus dipandang sebagai kesempatan untuk membekali diri lebih dari sekadar ijazah. Kegagalan sistem pendidikan tinggi dalam menjamin lapangan pekerjaan bukan berarti kuliah tidak bermanfaat, tetapi menjadi pengingat untuk mengimbanginya dengan persiapan matang menghadapi dunia kerja. Jadi, bagi generasi muda, kuliah seharusnya dipandang sebagai peluang untuk terus berkembang, bukan hanya untuk menunda pengangguran, tetapi sebagai sarana mengasah kemampuan agar mampu beradaptasi dengan dunia nyata yang terus berubah.
Sumber: