Gajah Datang, Petani Secara Swadaya Mengatasi Namun Tetap Ada Korban
Gajah Datang, Petani Secara Swadaya Mengatasi Namun Tetap Ada Korban-Ist/ Jektvnews -
JAMBI, JEKTVNEWS.COM - Seorang korban tengah terbaring di Rumah Sakit Bratanata setelah diserang ketika menghalau gajah di Desa Rantau Benar Kecamatan Renah Mendaluh Kabupaten tanjung jabung Barat Provinsi Jambi (17/7). Tiga orang telah menjadi korban, selain (M) yang telah menjadi korban, Herliandi dan Mulyadi juga turut menjadi korban.
“Ketiga gajah itu berbalik ke arah kami ketika kami halau ke arah RHM namun ternyata ada jurang di depannya. Kami hanya melakukan apa yang kami mampu tanpa ada pendampingan dari dinas terkait yang bertanggung jawab mengurus ini,” kata Herliandi.
Sudah tiga minggu sejak awal Juli tiga ekor gajah tersebut berkeliaran di sekitar Desa Muara Danau, Lubuk Kambing, Rantau Benar, dan Desa Sungai Rotan. Itu belum termasuk sembilan ekor gajah yang berada di sekitar kawasan Bukit Kausar.
“Kira-kira sudah 130 hektar kebun yang dijamah gajah dan dirusak,” kata hamidin, pemerintah Desa Rantau Benar.
BACA JUGA:443 Jemaah Haji Kloter Pertama Tiba di Jambi
Pemerintah Desa Rantau benar juga telah bersurat kepada Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi yang menginformasikan bahwa gajah tersebut membutuhkan penanganan agar tidak menimbulkan interaksi negatif seperti korban jiwa maupun gajah.
Bukan hanya pemerintah desa, Forum Petani Swadaya Merlung Renah Mendaluh juga telah mengirimkan surat kepada BKSDA Provinsi Jambi pada 15 Juli 2024.
Pihak BKSDA juga telah datang ke lokasi dengan memberikan mercon untuk digunakan masyarakat dalam menghalau gajah.
Namun hal tersebut belum membuahkan hasil. Gajah tersebut masih berputar-putar dan merusak tanaman yang dilaluinya. Bahkan melukai tim yang berusaha menghalau gajah tersebut.
“Kami butuh didampingi bukan hanya diberi mercon. Kami kan masyarakat, butuh petunjuk bagaimana cara yang tepat untuk menggiring gajah tersebut agar masuk ke dalam habitatnya,” kata Dapri, petani swadaya sawit dari Desa Sungai Rotan.
Sejalan dengan Dapri, Azwir juga mengharapkan hal yang sama. Sambil menunjukkan kebunnya yang rusak, Azwir menuturkan banyak hal yang dialaminya belakangan.
BACA JUGA:Pelatihan Satlinmas Desa Kecamatan Bajubang Batanghari
“Kami sudah tiga minggu tidak bisa tidur, tidak memikirkan panen. Siang malam kami berjaga tapi belum juga dapat diatasi. Kami mohon kepada pemerintah untuk membantu kami mengatasi ini. Kami di sini sudah menjadi korban. Jangan sampai ada korban yang lebih banyak lagi. Kami paham bahwa gajah tersebut juga harus tetap hidup tapi sami saat ini benar-benar bingung dan kelelahan. Kami butuh solusi bukan hanya mercon,” katanya.
M. Suhaili selaku General Manager Forum Petani Swadaya Sawit merlung Renah Mendaluh (FPS-MRM) juga mengharapkan hal yang sama.
Sumber: