UPT PPA Tanjab Barat Catat 22 Kasus Kekerasan yang Ditangani

UPT PPA Tanjab Barat Catat 22 Kasus Kekerasan yang Ditangani

Joko Staff UPT PPA Tanjab Barat -Jektvnews-

TANJAB BARAT, JEKTVNEWS.COM - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terus terjadi, bahkan kerap terjadi setiap tahunnya, dari data UPTD Perlindungan perempuan dan anak Tanjung Jabung Barat setidaknya terdapat 22 kasus kekerasan perempuan dan anak.

Setiap tahunnya kasus kekerasan perempuan dan anak kerap terjadi, bahkan justru meningkat setiap tahunnya. Terkhusus kekerasan anak, untuk pengawasan para orang tua terhadap anak mereka harus diperketat, baik dari segi pergaulan maupun media sosial dan handphone patut terus diawasi. Ini juga sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap anak, karena setiap tahunnya kekerasan terhadap anak selalu terjadi.

BACA JUGA:Sri: Momentum ini Bisa Melahirkan Murid-Murid yang Berprestasi Kembali

Dalam kesempatan ini Staff UPT PPA Tanjab Barat Joko mengatakan, jika selain tupoksi peran dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, atau melalui UPT Perlindungan Perempuan dan Anak Tanjung Jabung Barat. Namun peran orang tua juga perlu diawasi, sebab di era teknologi canggih seperti saat ini tipu daya pelaku kekerasan terhadap anak dapat terjadi. 

Seperti hal nya saat ini saja UPTD PPA Tanjab Barat menangani atau mendampingi kasus kekerasan anak, yakni kasus seksual, dan mayoritas terjadi terhadap anak perempuan. Sebab pendampingan psikologis anak yang menjadi korban pelecehan seksual harus didampingi secara khusus, dan butuh proses sebab korban kerap trauma akibat kejadian tersebut. 

BACA JUGA:Posko Dijalan Bahagia, Hairan Sebut Terharu

Diakui Yanti, faktor media sosial dan handphone menjadi pemicu terjadi kekerasan terhadap anak seperti kekerasan seksual, sebab dari 22 kasus perempuan dan anak yang terjadi hingga Juli ini, setidaknya terdapat 16 kasus kekerasan anak dan rata-rata pelecehan seksual yang terjadi. Selain itu, semua leading sektor juga turut berperan dalam hal pencegahan kekerasan perempuan dan anak, dan bukan hanya UPTD yang ia pimpin saja, dengan harapan tidak ditemukan kekerasan perempuan dan anak setiap tahunnya.

Dengan demikian, Joko berharap peran orang tua untuk mengawasi anak nya ketika di luar rumah, sebab mayoritas kekerasan terhadap anak kerap terjadi dari pihak luar atau teman bermain seusia mereka. Terkhusus untuk menjaga anak perempuan, sebab jangan sampai terjadi kekerasan seksual terhadap anak, pasalnya hingga bulan April ini mayoritas kekerasan seksual dominan terjadi pada anak perempuan dibawah umur.

Sumber: