Jamaah Tinggalkan Lokasi Shalat Ied Saat Khatib Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu

Jamaah Tinggalkan Lokasi Shalat Ied Saat Khatib Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu

Jamaah Tinggalkan Lokasi Shalat Ied Saat Khatib Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu--

JEKTVNEWS.COM - Sebuah kejadian kontroversial terjadi saat salat Idulfitri di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, DIY. Sebuah video viral menunjukkan momen ketika sebagian jemaah meninggalkan lokasi saat sang khatib menyampaikan khotbah yang menyinggung dugaan kecurangan pemilu yang dilakukan oleh pejabat negara. Khatib menyebutnya sebagai yang terburuk dalam sejarah demokrasi Indonesia. Dalam video yang diunggah oleh @merapi_uncover, sang khatib, yang diduga seorang akademisi atau dosen di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menyampaikan bahwa kecurangan dalam pemilu dinilai terburuk dalam sejarah Indonesia, dengan menyinggung perilaku Presiden Joko Widodo. Riuh pun terdengar dari arah para jamaah yang mulai meninggalkan lokasi.

BACA JUGA:Menjelajahi Negeri Seribu Candi, Perjalanan Menuju Provinsi Jambi dengan Segudang Tradisi dan Budayanya

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bantul, Ahmad Shidqi, telah memerintahkan jajarannya untuk menyelidiki kebenaran video tersebut. Hasilnya, diketahui bahwa salat Idulfitri di Lapangan Tamanan diselenggarakan oleh panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) setempat. Menurut klarifikasi dari ketua PHBI setempat, sekitar 25 persen jamaah meninggalkan lapangan saat khatib menyinggung bab politik dalam khotbahnya. Panitia penyelenggara menyatakan permintaan maaf atas kejadian tersebut. Mereka mengakui bahwa tahun ini terlalu fokus pada kegiatan takbiran dan festival lomba menyambut lebaran, sementara kesulitan mencari khatib yang tersedia.

BACA JUGA:Arus Balik Lebaran, Tol Bocimi Digunakan Fungsional

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta juga buka suara setelah dikaitkan dengan sang khatib. Meskipun khatib tersebut pernah menjadi bagian dari kampus sebagai dosen tamu atau dosen tidak tetap hingga 2022, namun saat ini sudah tidak lagi aktif mengajar di UAD. Kontroversi ini menjadi sorotan karena memunculkan pertanyaan tentang batasan antara agama dan politik dalam kegiatan keagamaan, serta peran dan tanggung jawab para khatib dalam menyampaikan khotbah di depan jamaah.

Sumber: