Fenomena Empon-empon dan Virus Corona, Jamu Semakin Naik Daun, Temulawak Jadi Rebutan di AS

Fenomena Empon-empon dan Virus Corona, Jamu Semakin Naik Daun, Temulawak Jadi Rebutan di AS

Menanggapi fenomena empon-empon yang tengah naik daun, Ane mengatakan hal itu tidak asing bagi peminum jamu seperti dirinya.

“Empon-empon itu sebenarnya herbs, herbal yang dipakai untuk meningkatkan metabolisme tubuh, kayak jahe, kunyit, temulawak, kencur, itu sebenarnya termasuk dalam empon-empon."

Ane yang tinggal di negara bagian Maryland sudah berjualan jamu di Amerika Serikat sejak tahun 2012. Berawal dari keinginannya untuk meningkatkan kebugaran setelah melahirkan, ia pun teringat akan kebiasaan minum jamu keluarganya saat masih tinggal di Indonesia.

Namun, karena dulu sulit menemukan minuman jamu di Amerika, akhirnya Ane memutuskan untuk membuatnya sendiri, dengan membeli bahan bakunya di supermarket yang menjual rempah-rempah dari berbagai negara.

“Pertamanya dulu bikin kunyit asem,” katanya.

“Walaupun agak susah tapi kunyit lumayan gampang dicari ya, jadi itu pertamanya,” tambahnya.

Dari situ lalu ia memperkenalkan minuman jamu produksinya ke teman-teman sampai akhirnya banyak menerima pesanan, mulai dari jamu kunyit asam, jamu kunyit sirih, jamu beras kencur, dan jamu temulawak.

"Karena orang di Indonesia pun temulawak belum terlalu banyak orang yang minum ya, karena kan pahit ya. Jadi kalau temulawak itu pre order nya benar-benar orangnya itu-itu juga,” jelasnya.

Setiap minggunya, Ane memproduksi sekitar 125 botol jamu kunyi asam, 125 botol jamu kunyit sirih, sekitar 50-75 botol jamu beras kencur, dan 20 botol jamu temulawak, dengan harga 5-6 USD atau setara dengan 74-89 ribu rupiah per botol dengan ukuran 120ml.

“Untuk beras kencur dan temulawak itu 6 dolar, karena bahannya lebih jelimet ya,” kata Ane.

Menurut Ane sulit untuk menemukan kencur di Amerika.

"Itu sebelum ada corona virus pun udah susah kencurnya. Jadi nyarinya itu benar-benar harus dengan tidak nama kencur, karena nggak ada nama kencur di sini kan,” jelasnya.

Dengan adanya perebakan wabah corona di Amerika, Ane pun mengakui adanya peningkatan dalam penjualan jamunya.

“Ada beberapa yang sebenarnya aku belum produksi, mereka udah nanya gitu, ‘Mbak kapan lagi?’ gitu. Jadi kalau untuk orang indonesia ya peningkatan penjualan jamu sedikit lebih naik. Kalau untuk orang-orang bulenya, mereka lebih tertarik untuk nanya dulu, terus nyobain sedikit. Lebih curious,” jelasnya.

Ia pun melayani banyak pertanyaan dari orang-orang yang baru ingin mulai minum jamu atau konsultasi mengenai minuman jamu apa yang cocok untuk mereka.

Sumber: