Masalah perhatian.
Perubahan nafsu makan.
Perkembangan ketakutan baru.
Meningkatnya kekhawatiran tentang kematian atau keselamatan.
Sifat lekas marah.
Kehilangan minat dalam aktivitas normal.
Baca Juga : sejarah awal perayaan cap go meh dan awal mula cap go meh di indonesia
Masalah tidur.
Kesedihan.
Penolakan sekolah.
Keluhan somatik seperti sakit kepala dan sakit perut.
Juga Berdampak pada Kesehatan Fisik
Ketika seorang anak mengalami peristiwa traumatis, hal itu dapat mengganggu perkembangan fisiknya. Sebab, stres dapat mengganggu perkembangan sistem kekebalan dan saraf pusatnya. Kondisi ini membuat tubuh anak lebih sulit untuk mencapai potensi sepenuhnya.
Sebuah studiyang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine pada 2015 melaporkan bahwa semakin banyak pengalaman buruk yang dialami seorang anak, semakin tinggi risiko penyakit kronis saat dirinya dewasa.
Secara khusus, studi mencatat bahwa paparan trauma berulang meningkatkan risiko perkembangan anak:
Asma.