Lampion dalam Perayaan Hari Raya Imlek: Simbol Keharmonisan dan Harapan Baru

Lampion dalam Perayaan Hari Raya Imlek: Simbol Keharmonisan dan Harapan Baru

Lampion dalam Perayaan Hari Raya Imlek: Simbol Keharmonisan dan Harapan Baru-Ist/ Jektvnews-

JEKTVNEWS.COM - Lampion adalah salah satu elemen yang tak terpisahkan dari perayaan Hari Raya Imlek, yang dirayakan oleh komunitas Tionghoa di seluruh dunia.

Lampion bukan hanya sekadar hiasan yang mempercantik suasana, tetapi juga memiliki makna yang mendalam dalam tradisi Imlek. Keberadaannya membawa simbol-simbol kebahagiaan, keberuntungan, dan harapan yang baik untuk tahun yang baru.

 

Asal-usul Lampion dalam Imlek

 

Lampion sudah dikenal sejak zaman Dinasti Tang (618–907 Masehi) di Tiongkok. Pada masa itu, lampion digunakan untuk menyambut Tahun Baru Imlek sebagai simbol penyambutan terhadap musim semi, yang membawa harapan untuk kehidupan yang lebih baik.

Pada awalnya, lampion berfungsi sebagai alat penerangan di malam hari, namun seiring berkembangnya tradisi, lampion menjadi bagian dari dekorasi dan perayaan yang penuh warna.

 

Makna Lampion dalam Imlek

 

Lampion di Hari Raya Imlek umumnya terbuat dari kertas atau kain yang dihias dengan warna cerah, seperti merah, emas, dan kuning, yang dipercaya membawa keberuntungan.

Warna merah, khususnya, melambangkan kekuatan, kebahagiaan, dan perlindungan dari energi negatif. Sedangkan warna emas dan kuning melambangkan kemakmuran dan kekayaan.

 

Lampion juga sering kali dihiasi dengan tulisan atau simbol-simbol keberuntungan, seperti karakter “福” (fu) yang berarti keberuntungan atau kebahagiaan.

Dalam tradisi Tionghoa, lampion dianggap sebagai pembawa cahaya yang mengusir kegelapan dan memberi cahaya kepada kehidupan yang baru. Oleh karena itu, mereka dipasang di sekitar rumah atau tempat-tempat ibadah selama perayaan Imlek.

 

Tradisi Lampion di Hari Raya Imlek

Sumber: