jektvnews.com - Jika Anda pernah mengalami trauma saat masih kecil, kemungkinan Anda sedang atau pernah mengalami sejumlah gangguan stres pasca-trauma (PTSD) di kemudian hari.
Bila dibiarkan atau tidak disembuhkan, hal tersebut bisa menjelma menjadi perasaan dan perilaku negatif ketika seseorang tumbuh dewasa.
Trauma di masa anak-anak tidak hanya berupa pelecehan fisik, emosional, atau seksual tetapi juga paparan peristiwa traumatis. Peristiwa traumatis ini dapat terjadi ketika anak-anak menyaksikan bencana alam atau bahkan ketika mereka menyaksikan kekerasan di lingkungan mereka.
Tanda-tanda PTSD pada Anak
Setelah terpapar peristiwa traumatis, anak-anak cenderung mengekspresikan beberapa bentuk perubahan perilaku berikut:
Ketakutan baru yang tiba-tiba: Ketakutan ini bisa berkaitan dengan peristiwa traumatis.
Baca Juga : tersangka pencabulan 17 anak di jambi sering ancam anak jika tak diberi jatah oleh suami
Kecemasan akan perpisahan: Terjadi ketika seorang anak diliputi kecemasan jika orang tuanya tidak ada.
Gangguan tidur: Mulai mengalami mimpi buruk atau kehilangan kemampuan untuk tertidur dengan cepat.
Kesedihan: Jika Anda menyadari bahwa Anda atau orang terdekat Anda sering merasa sedih, itu mungkin pertanda bahwa mereka sedang menghadapi peristiwa traumatis.
Kehilangan minat dalam aktivitas normal: Seorang anak mungkin kehilangan minat pada hal-hal yang pernah mereka sukai.
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, baik pada sekolah, pekerjaan, atau aktivitas normal.
Kemarahan: Kemarahan yang tidak dapat dijelaskan atau menjadi cepat marah.
Keluhan somatik: Bisa termasuk sakit perut, sakit kepala, atau sakit fisik lainnya yang tampaknya tidak memiliki akar penyebab.
Meski anak-anak yang mengalami kejadian traumatis dapat sembuh, namun sekitar 3% - 15% anak perempuan dan 1% - 6% anak laki-laki akan mengalami PTSD.
Childhood trauma atau trauma masa kecil