
JEKTVNEWS.COM- Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan langkah besar dalam sektor energi nasional dengan rencana melelang 60 Wilayah Kerja (WK) minyak dan gas (migas) baru dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun mendatang. Rencana ambisius ini disampaikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dalam laporannya kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto saat membuka acara The 49th IPA Convex yang digelar di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (21/5).
BACA JUGA:IHSG Diprediksi Menguat Berkat Stabilitas Ekonomi dan Musim Dividen, Simak Saham Rekomendasinya
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi migas yang sangat besar dan belum sepenuhnya tergarap. Dari total 128 cekungan migas di seluruh wilayah Indonesia, sebanyak 68 di antaranya masih belum dieksplorasi sama sekali. Oleh karena itu, ia menilai bahwa melelang 60 blok migas merupakan langkah strategis untuk mendorong eksplorasi sekaligus menarik investasi baru.
"Izinkan saya melaporkan kepada Bapak Presiden, dari 128 cekungan migas yang kita miliki, masih ada 68 yang belum tersentuh. Dari situ, kami akan melelang 60 wilayah kerja dalam waktu dua sampai tiga tahun ke depan," ujar Bahlil.
Namun, ia menegaskan bahwa rencana tersebut hanya bisa dijalankan apabila mendapat restu dari Presiden Prabowo Subianto. Ia menyatakan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan kepala negara yang baru, sehingga pelaksanaan lelang migas ini masih menunggu arahan lebih lanjut.
"60 blok ini akan kita tenderkan atas arahan Bapak Presiden. Kalau diizinkan untuk segera dilaksanakan, maka kami akan bergerak cepat," imbuhnya.
BACA JUGA:Rupiah Menguat Tipis Jadi Rp16.409 per Dolar AS, Diuntungkan Sentimen Negatif Ekonomi AS
Menurut Bahlil, wilayah kerja migas yang akan dilelang tersebar di beberapa lokasi strategis, termasuk kawasan Selat Makassar dan Kalimantan Timur. Salah satu potensi terbesar disebutnya berada di wilayah Natuna yang diketahui memiliki cadangan gas sangat besar.
"Di Natuna ada sekitar 222 triliun cubic feet (tcf) cadangan gas. Memang mengandung CO₂ tinggi, mencapai 72 persen di beberapa titik, namun juga terdapat potensi minyak hingga 30 ribu barel per hari. Artinya, cadangan energi kita masih luar biasa besar dan belum tergali maksimal," jelasnya.
Rencana pelelangan blok migas ini juga dilatarbelakangi oleh kebutuhan mendesak untuk meningkatkan angka produksi atau lifting minyak nasional yang terus menurun dari tahun ke tahun. Bahlil menyebutkan bahwa produksi minyak Indonesia pada 2024 hanya mencapai sekitar 580 ribu barel per hari. Angka ini sangat jauh dari kebutuhan konsumsi harian yang mencapai sekitar 1,6 juta barel.
"Ketimpangan ini jelas harus segera kita tangani. Sementara produksi stagnan bahkan menurun, konsumsi terus tumbuh. Jika tidak ada langkah konkret, maka ketergantungan kita pada impor akan semakin besar," tegasnya.
BACA JUGA:KPU RI Pulihkan Akun X Usai Diduga Diretas, Unggahan Judi Online dan Ijazah Telah Dihapus
Langkah pemerintah untuk mempercepat lelang blok migas juga merupakan bagian dari upaya menciptakan kemandirian energi sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Bahlil menyebut bahwa percepatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya migas akan menjadi motor penggerak penting dalam pembangunan di masa pemerintahan Prabowo mendatang.
Selain itu, melalui lelang ini pemerintah berharap dapat menarik investor dalam dan luar negeri untuk berperan aktif dalam pengelolaan energi nasional. Keberhasilan lelang 60 blok migas ini diharapkan dapat membuka peluang kerja baru, meningkatkan penerimaan negara, dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Dengan potensi yang masih sangat besar dan kebutuhan energi yang terus meningkat, pemerintah menilai sekarang adalah waktu yang tepat untuk kembali memacu sektor hulu migas. Namun, keberhasilan program ini tetap sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku industri, serta adanya kepastian hukum dan regulasi yang mendukung investasi.