
BMKG juga menekankan bahwa puncak musim kemarau tahun ini diprediksi akan berlangsung pada bulan Juni hingga Agustus. Periode ini menjadi fase paling kering di sebagian besar wilayah Indonesia dan masyarakat diimbau untuk mulai bersiap menghadapi dampaknya, seperti potensi kekeringan, penurunan debit air, dan gangguan pada sektor pertanian.
“Bulan Juni, Juli, dan Agustus 2025 diprediksi menjadi puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia,” ujar Dwikorita menutup keterangannya.
Dengan kondisi yang telah dipetakan ini, BMKG mengajak masyarakat, terutama para petani, pelaku sektor energi, dan pihak terkait lainnya untuk lebih waspada dan mengambil langkah mitigasi sedini mungkin agar dampak musim kemarau dapat diminimalisir.