JEKTVNEWS.COM- Pemilihan umum (pemilu) merupakan proses yang penting untuk menentukan pemimpin negara. Sebagai bagian dari sistem demokrasi, pemilu memungkinkan masyarakat untuk menyalurkan hak pilihnya secara kolektif, mencerminkan penerapan demokrasi yang sesungguhnya.
Namun, di balik tujuan utamanya, pemilu sering kali memicu polarisasi sosial yang mendalam, membagi masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang saling berlawanan, bahkan setelah pemilu berakhir.
BACA JUGA:Dampak Pemilu sebagai Indikator Demokrasi
Studi mengenai polarisasi politik menunjukkan adanya perbedaan yang tajam antara kelompok-kelompok politik, mencerminkan perbedaan preferensi politik dan partisanship dalam masyarakat. Salah satu pendekatan dalam studi polarisasi adalah yang menggambarkan kecenderungan individu untuk menyukai sesama kelompok politiknya dan membenci kelompok lawan.
Hal ini menyebabkan terjadinya pemisahan antar individu dan kelompok, yang bisa meluas ke isu-isu non-politik dalam kehidupan sosial (Druckman & Levendusky, 2019; Iyengar et al., 2019).
Dalam jurnal *Ilmu Komunikasi dan Media Sosial* yang membahas "Polarisasi Politik melalui Interaksi Sosial di Instagram: Studi Kasus Pemilu 2024 di Indonesia," Hema Junaice Sitorus dkk. menjelaskan bahwa polarisasi sebagai fenomena sosial-politik yang kompleks dan dinamis telah ada sejak awal penerapan sistem politik modern.
BACA JUGA:Pemilu dan Pengaruhnya bagi Masyarakat
Fenomena ini semakin terasa intens dengan berkembangnya teknologi komunikasi, terutama media sosial yang mempercepat proses penyebaran informasi dan memperbesar ruang perbedaan antar kelompok.
Faktor-Faktor Penyebab Polarisasi Sosial dalam Pemilu
1. Persaingan Antarkandidat
Pemilu yang melibatkan kandidat dengan pandangan dan ideologi yang berbeda sering kali memicu perdebatan tajam.
Di era digital, kandidat dan pendukungnya sering kali menggunakan media sosial untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat konfrontatif, yang semakin mempertegas identitas kelompok mereka. Hal ini memperburuk polarisasi karena menciptakan ruang bagi ketegangan dan kebencian antar kelompok politik.
BACA JUGA:Kpu Telah Tetapkan Calon Terpilih Pemilu Legislatif 2024
2. Penyebaran Informasi Palsu dan Hoaks
Pemilu sering kali diwarnai oleh penyebaran informasi palsu atau hoaks yang sengaja disebarkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memenangkan kandidat atau partai mereka.