IHSG Diprediksi Bergerak Sideways, Investor Waspadai Capital Outflow

Selasa 23-07-2024,11:01 WIB
Reporter : Diana Hrp
Editor : Diana Hrp

JEKTVNEWS.COM - Pada perdagangan Selasa, 23 Juli 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami pergerakan yang cenderung sideways. CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, menyatakan bahwa pergerakan indeks saham sedang berusaha untuk keluar dari rentang konsolidasi wajarnya. Menurut William, kinerja beberapa emiten yang akan dirilis dalam waktu dekat ini akan mempengaruhi pergerakan IHSG, namun investor juga perlu memperhatikan adanya capital outflow yang masih tercatat secara year to date. William menambahkan bahwa jika IHSG belum mampu ditutup di atas level resistensi terdekatnya, maka IHSG masih akan cenderung bergerak sideways dalam beberapa waktu ke depan. Pada perdagangan hari ini, William memprediksi IHSG akan bergerak dalam rentang support di level 7.231 dan resistance di level 7.354.

BACA JUGA:Beli Mobil Melalui SEVA di GIIAS 2024, Konsumen Berkesempatan dapat Emas dan Motor

Dalam analisisnya, William merekomendasikan sejumlah saham yang dianggap potensial untuk diinvestasikan, yaitu SMGR, ICBP, BBRI, BMRI, ITMG, CTRA, dan LSIP. Rekomendasi ini didasarkan pada analisis fundamental dan teknikal yang menunjukkan prospek positif untuk saham-saham tersebut. Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, memprediksi IHSG akan menyelesaikan pembentukan wave (iv) dengan pola sideways di sekitar level 7.233 sebagai target koreksi minimum menurut analisis Fibonacci retracement. Ivan menambahkan bahwa skenario ini masih mungkin terjadi selama IHSG tidak turun ke bawah level fraktal 7.207. Untuk perdagangan hari ini, Ivan memproyeksikan IHSG akan bergerak di antara level support 7.207 dan resistance 7.374.

Pada penutupan perdagangan hari Senin (22/7), IHSG berada di level 7.321. Indeks saham mengalami kenaikan sebesar 27,48 poin atau sekitar 0,38 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Berdasarkan data dari RTI Infokom, total nilai transaksi yang dilakukan investor mencapai Rp8,34 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 16,11 miliar saham. Pada penutupan tersebut, sebanyak 318 saham mengalami kenaikan harga, 265 saham mengalami penurunan, dan 212 saham lainnya stagnan. Pergerakan IHSG yang cenderung sideways ini mencerminkan adanya kekhawatiran investor terhadap beberapa faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global, kebijakan moneter dari bank sentral utama, serta perkembangan geopolitik internasional dapat mempengaruhi sentimen pasar. Sementara itu, faktor internal seperti rilis kinerja emiten, perkembangan makroekonomi domestik, dan dinamika politik dalam negeri juga turut menjadi perhatian.

BACA JUGA:Dorong Kualitas Layanan, Sinsen Gelar Technical Skill Contest Mechanic dan Service Advisor

William Surya Wijaya menjelaskan bahwa investor perlu berhati-hati dalam menghadapi kondisi pasar yang fluktuatif ini. Meskipun ada potensi kenaikan dalam jangka pendek, adanya capital outflow yang masih tercatat menunjukkan bahwa investor asing cenderung keluar dari pasar saham Indonesia. Hal ini dapat menekan pergerakan IHSG dan menyebabkan volatilitas yang lebih tinggi. Ivan Rosanova juga menekankan pentingnya memperhatikan level-level teknikal kunci seperti support dan resistance. Dengan memahami pola pergerakan harga berdasarkan analisis teknikal, investor dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dalam menentukan strategi investasi. Selain itu, diversifikasi portofolio juga menjadi strategi penting untuk mengurangi risiko yang ada di pasar saham.

Secara keseluruhan, pergerakan IHSG dalam jangka pendek diprediksi akan tetap dalam pola sideways dengan fluktuasi yang cukup signifikan. Investor diharapkan dapat tetap waspada dan mengikuti perkembangan terkini baik dari sisi fundamental maupun teknikal. Dengan demikian, diharapkan investor dapat mengoptimalkan potensi keuntungan sekaligus meminimalisir risiko yang ada. Meskipun demikian, prospek jangka panjang IHSG tetap positif dengan adanya potensi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dukungan dari pemerintah melalui berbagai kebijakan ekonomi serta upaya untuk meningkatkan iklim investasi di Indonesia diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi pasar saham. Investor diharapkan tetap optimis namun tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi di tengah kondisi pasar yang dinamis.

BACA JUGA:Gelar EV Experience, Sinsen Ajak Jurnalis Kenal Lebih Dekat Honda EM1

Kategori :