MUARO JAMBI, JEKTVNEWS.COM - Tradisi sebelum musim tanam atau turun berumo di Muaro Jambi khususnya di Simpang Limo dan Desa Sarang Burung Kecamatan Jaluko gelar sedekah payo, tradisi turun-temurun yang terus di lestarikan , agar petani berjaya mayarakat sejahtera.
Memasuki musim tanam atau sering di sebut berumo oleh mayarakat Muaro Jambi khususnya masyarakat dua desa yakni Desa Sarang Burung dan Desa Simpang Limo Kecamatan Jambi Luar Kota menggelar sedekah payo di mana sedekah payo tersebut menjadi tradisi turun temurun dari leluhur orang tua pada zaman dahulu yang terus di lestarikan karena mayarakat percaya bisa membawa petani berjaya , mayarakat sejahtera , hasil melimpah sehingga membantu ekonomi keluarga.
BACA JUGA:Operasi Jagratara, Imigrasi Jambi Tidak Temukan Tenaga Kerja Asing Langgar Hukum Keimigrasian
Di ketahui sedekah payo ini mayarakat berkumpul dan melakukan doa bersama dengan tokoh mayarakat dan pendudkuk sekitar sebelum turun berumo atau penanaman padi di sawah , kegiatan ini mencerminkan kegiatan tradisi yang positif dari orang tua terdahulunya.
Kades Sarang Burung Badrun menyampaikan masyarakat dua desa menggelar sedekah payo yang dilaksanakan setiap setahun sekali apabila mau turun berumo , mudah-mudahan mayarakat terutama petani bisa menghasilkan tanaman yang subur jauh dari hama dan lain sebagainya.
BACA JUGA:Harga Bawang Merah Tak Kunjung Turun, Pedagang Sebut Stock Bawang Merah Tidak Terlalu Banyak
"Alhamdulillah sedekah payo ini memang acara adat dan desa, sesuai dengan apa yang kita harapkan, selanjutnya yang perlu kita ketahui bahwa para petani kita, kemarin padinya itu sudah ditanam. Namun beberapa bulan kemudian kurang lebih 4 bulan terjadi banjir, inilah yang membuat semua yang direncanakan itu dimulai dari nol kembali," ucap Badrun, Kepala Desa Sarang Burung, Jumat (3/5).
BACA JUGA:Sedot Minyak Solar Digenset, Dua Pemuda Terekam CCTV di Toko Abin Jaya
Dua desa ini bisa menghasilkan hasil yang melimpah dan dapat kita ketahui umo atau payoh yang di kelolah oleh petani lebih kurang sekitar 80 hektare. Jadi desa tersebut bisa menjadi lumbung padi dan swasembada beras.