JEKTVNEWS.COM - Pemerintah Republik Indonesia berkomitmen untuk mendorong pengembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang inklusif dan bermanfaat bagi semua bangsa di dunia.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan, untuk terlibat dan bertindak sebagai pembangun jembatan bagi berbagai negara.
BACA JUGA:Pemerintah Kabupaten Batanghari Anggarkan 400 Juta untuk Rehabilitas Gedung Radio
"Terutama melalui kerja sama Selatan-Selatan, untuk mendorong pengembangan AI yang inklusif dan bermanfaat bagi kita semua," ujarnya dalam Small Format Roundtables: Improving Frontier AI Safety: What should the International Community do? AISS 2023 di London, Inggris, Rabu (1/11).
Sebagai Ketua Delegasi Republik Indonesia, Wamen Nezar Patria menyampaikan arti penting kebersamaan sebagai komunitas internasional.
Menurutnya, semangat inklusivitas dan partisipatif dapat lebih tercermin dalam proses perumusan komunike mengenai keamanan pemanfaatan teknologi AI.
BACA JUGA:Manfaat Melihara Kucing: Kesehatan, Kepuasan, dan Koneksi
"Indonesia merekomendasikan untuk membahas rancangan komunike secara lebih inklusif, terbuka, dan dalam waktu yang cukup dengan semua negara yang diundang pada kesempatan berikutnya," tandasnya.
Dalam diskusi itu, Wamenkominfo menyatakan tiga seruan Indonesia kepada seluruh pemerintah dan pemangku kepentingan yang hadir.
"Pertama, melakukan tindakan afirmatif dalam pengembangan AI di negara-negara berkembang, melalui fasilitasi kerja sama global yang inklusif, mendorong kerja sama antara perusahaan global dan pelaku industri lokal, menutup kesenjangan digital, dan memfasilitasi transfer teknologi AI," ungkapnya.
Hal kedua yang menjadi seruan, memungkinkan keterlibatan dan partisipasi yang berarti dari negara-negara lain di luar negara-negara yang saat ini hadir, untuk bergabung dalam diskusi tentang Keamanan AI.
BACA JUGA:Memanfaatkan Kreativitas dalam Mengolah Pangan dari Buah-buahan: Ide-Ide Lezat dan Bergizi
"Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasukkan KTT Keamanan AI, sebagai bagian dari platform global yang ada seperti PBB atau forum G20 di mana lebih banyak negara dapat terlibat secara bermakna," jelasnya.
Ketiga, Indonesia menyadari perkembangan yang beragam dan menghormati peran dan kapasitas yang sama namun berbeda dari setiap negara dalam pengembangan pengetahuan AI.
"Dengan cara ini, setiap negara dapat mengembangkan penggunaan dan tata kelola AI sesuai dengan kecepatannya masing-masing dengan kemungkinan untuk bergabung dalam diskusi dan kerja sama di tingkat global," katanya.