Jangan Sampai Ada Gesekan,  Persaingan Transportasi Online dan Konvensional

Jumat 01-03-2019,10:30 WIB

Sementara itu, terkait dengan aturan Pemerintah Kota Jambi (Pemkot) yang melarang moda angkutan online mangkal di Bandara Sultan Taha, dia juga melarang armadanya mengambil pemesanan online tersebut. Namun untuk layanan menuju bandara tetap dilayani.

‘‘Kita tetap pantau dan tidak melanggar aturan yang berlaku,’‘ tambahannya.

Untuk layanan di Bandara Sultan Thaha Jambi, Ceria Taksi Jambi tetap meggunakan biaya konvensional menggunakan argo hal ini dilakukan untuk menghargai aturan yang melarang angkutan online mangkal di tempat layanan umum.

Dijelaskannya, saat ini Ceria Taksi Jambi memiliki 50 armada taksi 30 diantaranya telah didaftarkan online dan 20 armada lainya untuk melayani angkutan konvensional. Dan distanbykan di kantor layanan Ceria Taksi di komplek Ceria Mal Kapuk.

Pemesanan Ceria Taksi juga tetap biasa dilakukan dengan menghubungi cal center. Dengan keikutsertaan Ceria Taksi pada moda angkutan online saat ini juga bisa dipesan melalui aplikasi Go-Jek pada menu Go-Car.

‘‘Kita siap bersaing memberikan pelayanan terhadap konsumen,’‘ ungkapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, lanjutnya,  mereka juga akan mengikuti perkembangan zaman dengan revitalisasi layanan konsumen. Pasalnya untuk menolak aturan mereka juga tidak bisa melakukan seiring perkembangan zaman.

‘‘Dengan keikutsertaan Ceria Taksi pada moda online, pendapatan kembali meningkat meski tidak kembali ke 100 persen,’‘ tambahnya.

Edi, salah seorang sopir mobil rental bandara yang tergabung dalam Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad), mengakui, sejak munculnya angkutan online,  omzet mereka turun.

‘’Jumlah angkutan mobil rental bandara saat ini terdiri dari 85 unit ini ditambah dengan 20 armada taksi lokal Jambi yaitu Cempaka dan Ceria,’’ katanya.

Ditambahkan Neli, driver lainnya, pihaknya mengetahui adanya angkutan online yang beroperasi di bandara dari aplikasi angkutan online yang sengaja diunduh untuk mendeteksi mobil online. 

‘‘Dalam aplikasinya nampak gambar mobil online di sekitar bandara,’’ jelasnya.

Sebagai antisipasi, katanya, saat taksi online masuk,  plat nomor kendaraannya akan dicatat untuk mencegah mobil tersebut mengangkut penumpang kembali di bandara. 

‘‘Tapi masa hanya itu pekerjaan kami , kapan cari nafkahnya,’’ timpal Edi.

Neli menambahkan, alasan harga juga menjadi keluhan mereka. Angkutan online terlalu menurunkan harga pasaran. Contohnya, tarif angkutan konvensional dari bandara ke Kota Baru sebesar Rp 60 ribu, sementara online hanya mematok Rp 30 ribu.

‘‘Masa harganya 100 persen lebih murah dibanding kita,’’  ungkap Neli.

Tags :
Kategori :

Terkait