Mata Uang Indonesia Menjelang Rilis The Fed, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Kembali Melemah

 Mata Uang Indonesia Menjelang Rilis The Fed, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Kembali Melemah

Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah seperti won Korea Selatan yang turun 0,38 persen, kemudian rupee India melemah 0,29 persen, yuan China turun 0,01 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,22 persen.

Sedangkan mata uang Yen Jepang terpantau menjadi satu-satunya yang menguat dengan kenaikan 0,21 persen.

Baca Juga : pembelian gas elpiji 3 kg di tahun 2023 ini mulai dibatasi ini penjelasan dirjen migas kementerian esdm tutuka ariadji

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya mengatakan dolar AS mengalami kenaikan sehari sebelum pengumuman suku bunga The Fed.

Sementara itu pergerakan euro didorong oleh data inflasi tinggi yang tidak terduga menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis (2/2) waktu setempat. Bank Sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 25 basis poin pekan ini. Kehatian-hatian pasar menjelang pengumuman suku bunga membuat dolar cenderung tertekan.

Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuan Fed mencapai puncaknya pada 4,94 persen pada Juni 2023, naik dari 4,33 persen saat ini. The Fed diramal akan mulai memangkas suku bunga menjadi 4,53 persen pada Desember 2023. Proyeksi ini kontras dengan komentar dari pejabat Fed yang mengatakan bahwa mereka perlu mempertahankan suku bunga di wilayah terbatas untuk jangka waktu tertentu demi menurunkan inflasi.

Dari dalam negeri, pemerintah masih memperhatikan perkembangan kondisi ekonomi global. Dengan target pertumbuhan di 2023, sejumlah upaya ditempuh untuk menjaga gerak ekonomi. Salah satunya melalui belanja dalam negeri yang didorong untuk konsumsi dan investasi. Beberapa sektor juga diharapkan untuk merealisasikan belanja modal.

Selain itu, Dana Moneter Internasional atau IMF juga menaikkan proyeksi ekonomi global tahun ini menyusul melandainya inflasi. Ekonomi diperkirakan tumbuh 2,9 persen pada 2023. Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan prospek yang dirilis pada Oktober 2022 sebesar 2,7 persen, tetapi melambat daripada kenaikan 2022 yang ditaksir mencapai 3,4 persen.

Baca Juga : program jaminan kesehatan nasional dinobatkan sebagai asuransi sosial single provider terbesar di dunia

Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuan Fed mencapai puncaknya pada 4,94 persen pada Juni 2023, naik dari 4,33 persen saat ini.

The Fed diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga menjadi 4,53 persen pada Desember 2023. Proyeksi ini kontras dengan komentar dari pejabat Fed yang mengatakan bahwa mereka perlu mempertahankan suku bunga di wilayah terbatas untuk jangka waktu tertentu demi menurunkan inflasi.

Dari dalam negeri, pemerintah masih memperhatikan perkembangan kondisi ekonomi global. Dengan target pertumbuhan di 2023, sejumlah upaya ditempuh untuk menjaga gerak ekonomi. Salah satunya melalui belanja dalam negeri yang didorong untuk konsumsi dan investasi. Beberapa sektor juga diharapkan untuk merealisasikan belanja modal.

Selain itu, Dana Moneter Internasional atau IMF juga menaikkan proyeksi ekonomi global tahun ini menyusul melandainya inflasi. Ekonomi diperkirakan tumbuh 2,9 persen pada 2023. Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan prospek yang dirilis pada Oktober 2022 sebesar 2,7 persen, tetapi melambat daripada kenaikan 2022 yang ditaksir mencapai 3,4 persen

Melihat serangkaian dinamika ini, Ibrahim memperkirakan IHSG pada perdagangan Rabu (1/2/2023) akan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.970—Rp15.040 per dolar AS.

Sumber: