Anggota Komisi I DPR RI Kecam Pembakaran Al quran di Kedutaan Besar Turki di kota Stockholm, Swedia

Anggota Komisi I DPR RI Kecam Pembakaran Al quran di Kedutaan Besar Turki di kota Stockholm, Swedia

jektvnews.com - Terkait Pembakaran al quran di Negara Swedia, Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno mengatakan DPR RI akan mengambil langkah menaikkan isu pembakaran salinan Al quran di depan kantor Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, beberapa waktu lalu, ke tingkat bilateral atau multilateral. Pasalnya, tindakan pembakaran salinan Al quran oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia itu, menurutnya, merupakan bentuk penghinaan terhadap umat Islam di dunia.

"Kita sebagai bangsa yang amat menghormati umat beragama sudah jadi kewajiban untuk mengutuk hal tersebut," ucap Dave dalam keterangan tertulis yang diterima tim Parlementaria, Selasa (24/1).

Menurutnya, langkah diplomasi internasional tersebut akan diambil Komisi I DPR yang mengampu bidang luar negeri. Hal ini akan dilakukan apabila tidak ada langkah tegas setelah Kementerian Luar Negeri RI menempuh jalur diplomasi dengan memanggil Duta Besar (Dubes) Swedia untuk Indonesia, Marina Berg.

Baca Juga: habis minum tuak 10 pemuda di jambi perkosa 2 remaja secara bergilir

"Dari Kemlu infonya akan memanggil Dubes (Marina Berg), bila tidak ada sikap yang tegas dan jelas, Komisi I akan menaikkan isu ini ke bilateral atau multilateral," katanya.

Ia pun menyebut pemerintah Swedia tidak bisa bersembunyi dengan alasan kebebasan berdemokrasi dan berpendapat untuk membenarkan aksi tersebut. Karena alasan kebebasan ini dinilai dapat berpotensi menimbulkan konflik yang lebih luas lagi. "Hal ini akan memicu perpecahan dan dapat menimbulkan kekacauan yang lebih besar lagi," tuturnya.

Dikutip kantor berita Turki Anadolu, Rasmus Paludan, pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) membakar sebuah buku Al Quran atas izin pemerintah dan perlindungan polisi Swedia.

Aksi pembakaran itu terjadi selama demonstrasi yang menentang permintaan Turki pekan lalu agar Swedia mengambil langkah tegas melawan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap Turki sebagai kelompok teror. Adapun Pemerintah Swedia mengizinkan aksi pembakaran Al Quran karena menilai tindakan adalah bagian dari kebebasan berekspresi dan berpendapat.

Diketahui, aksi protes Turki dan tolak Swedia bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memanas. Pasalnya demonstrasi yang terjadi di kota Stockholm pekan lalu diwarnai aksi pembakaran salinan Alquran.

Pada hari Sabtu (21/1) yang lalu, seorang politisi anti-imigran bernama Rasmus Paludan membakar salinan Alquran di dekat Kedutaan Besar Turki di kota Stockholm. Paludan merupakan pemimpin partai Stram Kurs (Garis Keras) sayap kanan Denmark.

Dalam izin yang diperolehnya dari polisi, dikatakan bahwa protes yang dilakukan Paludan terhadap Islam adalah upaya untuk mengkritik NATO, Turki, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.

Seperti diketahui, Swedia dan Finlandia tahun lalu mendaftar untuk bergabung dengan NATO setelah serangan Rusia ke Ukraina, dan semua 30 negara anggota harus menyetujui tawaran mereka.

 Baca Juga : 3 sistem ini dapat mengurangi kemacetan dan bermanfaat bagi pengguna jalan tol

Namun Turki mengatakan Swedia khususnya harus terlebih dahulu mengambil sikap yang lebih jelas terkait teroris, terutama militan Kurdi dan kelompok yang disalahkan atas upaya kudeta tahun 2016.

Sumber: