Jokowi Bilang Tidak Bisa Lockdown, Effendi Simbolon: Ada Kok Anggarannya

Jokowi Bilang Tidak Bisa Lockdown, Effendi Simbolon: Ada Kok Anggarannya

JAKARTA — Politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon menyatakan angka penularan Covid-19 bisa dikendalikan dengan cara melakukan lockdown.

Hal ini, menurut dia berdasarkan sifat dari pandemik yang bermutasi melalui orang.

“Kalau berdasarkan kepada sifat dari pandemi ini, bisa dilonggarkan melalui lockdown, karena mutasinya oleh orang, bukan melalui barang, bukan melalui airbone,” kata Effendi saat dihubungi JPNN.com (grup fajar), Minggu (1/8/2021).

Menurut Effendi, lockdown lebih baik, tetapi harus menghabiskan anggaran hinga Rp 1.000 triliun.

“Mau seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan. Itu saja, daripada sekarang tidak lockdown, PSBB, PPKM lah. Di sisi lain uang habis, Rp 1.000 triliun lebih satu tahun. Siapa yang mau mempertanggungjawabkan padahal for nothing, zero. Tidak ada,” lanjutnya.

Effendi menjelaskan jika pemerintah mengambil langkah untuk lockdown dan memberikan kebutuhan masyarakat sebesar Rp 1 juta per kepala keluarga, tidak akan memakan anggaran yang besar.

“Coba kalau lockdown, katakanlah sebulan kali 70 juta KK. Satu bulan satu juta, baru Rp 70 triliun, ada kok anggarannya,” ujar Effendi.

Dia juga menyoroti beberapa negara yang sukses melakukan lockdown dan warganya sudah mulai kembali beraktivitas seperti biasa.

“Lihat Uni Eropa, sebulan (lockdown), tidak ada yang pakai masker setelah itu. Pagelaran Mick Jagger di sepuluh kota di Amerika, tidak ada yang pakai masker,” ujarnya.

Sebelumnya Presiden Jokowi menyebut pemerintah tidak bisa menutup total seluruh wilayah di tanah air.

Oleh karenanya, pemerintah mengambil kebijakan PPKM Darurat. Karena tidak ada cara yang lain selain itu, karena kasusnya terus melonjak tajam.

“Enggak bisa kita tutup, seperti negara lain lockdown. Lockdown itu artinya tutup total. Kemarin yang namanya PPKM Darurat itu kan semi lockdown. Itu masih semi saja semuanya menjerit minta untuk dibuka,” tegas Jokowi. (jpnn/fajar)

Sumber: www.fajar.co.id

Sumber: