Percepat Penanganan, Nakes Cukup Bawa Surat Keterangan sebelum Vaksin
JawaPos.com–Perubahan sistem registrasi vaksinasi terus dilakukan Pemerintah Kota Surabaya. Hal itu dilakukan untuk mempercepat dan sebagai bentuk efektivitas registrasi supaya seluruh tenaga kesehatan bisa segera mendapatkan vaksin Covid-19.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya Brahmana Askandar mengatakan, bila sebelumnya tenaga kesehatan harus mendaftar melalui SMS blast, saat ini, pemerintah daerah bisa menyiapkan e-tiket. Tujuannya, mereka lebih cepat mendapatkan vaksin.
”Namun, kini nakes tidak perlu membawa e-tiket. Mereka bisa langsung mendaftar dengan menunjukkan surat keterangan yang menunjukkan bahwa mereka adalah nakes atau dokter,” tutur Brahmana Askandar pada Jumat (29/1).
Sistem tersebut dilakukan untuk memprioritaskan nakes. Sebab mereka berada di garda terdepan pelayanan Covid-19. Sehingga, Brahmana berharap, pemkot bisa menuntaskan vaksin untuk nakes sampai Minggu (31/1). Ketika ditanya jenis kendala yang dihadapi, dia mengatakan, IT selalu memiliki masalah tersendiri.
”Tidak perlu e-tiket. Masih banyak yang belum dapat. Namanya IT, selalu ada kendala. Apalagi anggota IDI Surabaya ada 4.000,” tutur Brahmana Askandar.
Meski sebagian belum mendapatkan vaksin Covid-19, lanjut Brahmana, pihaknya masih meneliti apakah ada penambahan jumlah atau tidak. ”Kita akan kaji kebutuhan penambahan dosis vaksin Covid-19,” tegas Brahmana Askandar.
Ketika ditanya soal dokter dan nakes yang terpapar virus setelah mendapatkan vaksin, Brahmana tidak mengelak.
”Beberapa saat setelah vaksin pertama, dia dinyatakan positif. Itu terjadi karena setelah mendapatkan pertama nggak langsung terproteksi. Tapi setelah vaksin pertama langsung kebal nggak ada. Proteksi baru terbentuk 3 minggu setelah vaksinasi kedua,” kata Brahmana Askandar.
Saat divaksin, kata Brahmana, ternyata ditemukan status tanpa gejala atau masa inkubasi. Sejauh ini, ada 10 yang sedang dirawat. ”Kondisi dokter sekarang, relokasi atau gimana. Lima masih antrean. Di rumah sakit masih menghadapi antrean pasien masuk. Ada 10 yang sedang dirawat. Tapi silih berganti. Ada dinamika positif, negatif, dan seterusnya,” tutur Brahmana Askandar.
Brahmana ketika vaksinasi pertama mengaku merasa nyeri di tempat bekas suntikan. Namun, tidak begitu lama. ”Laporan dari dokter yang sudah divaksin nggak ada gejala berarti. Keluhan gagal dan muntah belum ada. 80 persen keluhan nyeri sebentar,” ujar Brahmana Askandar.
Sumber: