Ngotot Ogah Lengser, Trump Tekan Pejabat Georgia Batalkan Hasil Pemilu
WASHINGTON– Presiden Donald Trump menekan pejabat negara bagian Georgia, yakni menteri kuar negeri untuk membatalkan hasil pemilu lewat panggilan telepon. Pembicaraan Trump selama satu jam itu menegaskan bahwa Trump masih belum mengakui kekalahannya dari pesaingnya, Joe Biden.
Berdasar laporan dari NBC News, Trump menilai banyak klaim palsu tentang pemilih. “Jadi lihat, yang ingin saya lakukan adalah saya hanya ingin mendapatkan 11.780 suara, satu lebih banyak dari yang kita miliki. Karena kita memenangkan negara bagian,” tegas Trump kepada Brad Raffensperger seperti dilansir dari NBC, Senin (4/1).
Kutipan itu pertama kali diterbitkan pada Minggu (3/1) oleh The Washington Post. Panggilan telepon itu menampilkan Trump, beberapa hari sebelum dia akan meninggalkan jabatannya, memohon kepada Raffensperger untuk mengubah total suara dan meluncurkan rentetan teori konspirasi yang didiskreditkan tentang pemilu.
Trump bahkan mengancam Raffensperger, yang merupakan seorang Republikan, dapat menghadapi konsekuensi pidana jika dia menolak untuk campur tangan sesuai dengan keinginan Trump. Raffensperger dan penasihat umum kantornya, Ryan Jerman, menolak klaim Trump dan mengatakan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden dengan lebih dari 12.700 suara akurat.
“Pak Presiden (Trump), masalah yang Anda miliki adalah data Anda salah,” Raffensperger menjawab.
Sejak kekalahannya dalam pemilihan November 2020, Trump telah berusaha untuk membatalkan hasil dengan mendorong badan legislatif negara bagian untuk menunjuk daftar pemilih pro-Trump dan mempromosikan upaya hukum yang gagal. Dia juga berusaha menekan pejabat tinggi Partai Republik di negara bagian seperti Georgia dan Arizona untuk mengabaikan hasil pemilihan umum di negara bagian mereka, tanpa dasar menuduh kecurangan yang meluas.
Pihak Joe Biden bereaksi atas tuntutan Trump. Penasihat senior Biden, Bob Bauer menilai kini pihaknya memiliki bukti tak terbantahkan tentang seorang presiden yang menekan dan mengancam seorang pejabat partainya sendiri untuk membuatnya mencabut penghitungan suara resmi yang sah.
“Tidak mungkin saya kehilangan Georgia,” kata Trump. “Tidak mungkin. Kami menang dengan ratusan ribu suara,” klaim Trump.
Raffensperger mempermasalahkan angka-angka yang disajikan Trump. Salah satunya Trump menilai adanya pemilih ganda di mana orang meninggal masih punya hak pilih. Perselisihan lainnya adalah tentang sejumlah besar pemilih yang diklaim Trump tidak tinggal di Georgia atau sudah pindah alamat. (*)
Sumber: www.jawapos.com
Sumber: