Disway: Antre iPhone

Disway: Antre iPhone

Trump bangga setinggi langit. Ia merasa menjadi presiden yang mendapat dukungan para investor. Janji kampanyenya untuk cipta kerja pun terpenuhi. Dari Foxconn saja akan terbuka 13.000 lowongan kerja baru.

Datangnya investor raksasa ini dianggap sebagai hadiah bagi negara bagian Wisconsin. Trump baru saja menang tipis di situ. Padahal biasanya partai Republik kalah di Wisconsin.

Maka Trump sendiri yang meresmikan peletakan batu pertama pabrik itu. Bersama gubernur Wisconsin. Trump pidato lagi. Menyanjung Gou lagi –di samping menyanjung dirinya sendiri dengan sanjungan lebih tinggi.

Sampai hari ini, hampir empat tahun kemudian, pabrik itu masih bersifat PHP. Sampai gubernur Wisconsin dianggap penipu. Sampai ia pun gagal terpilih kembali dua tahun lalu. Jabatan itu kembali ke tangan Partai Demokrat.

Mungkin Trump juga akan kalah di negara bagian ini.

Terry punya alasan tersendiri. Ia mengatakan: tidak segera membangun pabrik LCD baru itu karena tidak mendapat fasilitas pajak. Rupanya rakyat Wisconsin tidak rela kalau Foxconn mendapat fasilitas yang berlebihan.

Saya tidak heran.

Begitulah investor besar. Dulu Foxconn juga akan investasi di Indonesia. Tapi fasilitas yang diminta sangat berlebihan. Presiden SBY, waktu itu, tidak mau memberi.

Tahun ini Terry Gou genap 70 tahun. Masih sehat, kuat dan bergairah. Istrinya yang sekarang 24 tahun lebih muda: Delia Tseng (???), seorang koreografer tari.

Istri pertamanya, Serena Lin (???), meninggal karena kanker payudara.

Serena pernah stress karena sang suami jadi objek pemerasan. Yakni ketika sang suami kedapatan main dengan seorang gadis bar, Chen Chung-mei. Sampai ada videonya. Lalu seseorang memerasnya.

Terry Gou menyanggupi membayar gadis bar itu. Di hari pembayaran yang ditentukan si pemeras ditangkap polisi bersama si gadis bar.

Di Tiongkok Foxconn punya pabrik yang besar sekali. Di dua tempat pula: di Shenzhen dan Zhengzhou. Total pekerjanya 1 juta orang.

Biarpun ada perang dagang kontrak lama Foxconn dengan iPhone tidak terusik. Mau tidak mau iPhone harus dibuat di Tiongkok. Tenaga kerjanya –meskipun kian mahal– tetap jauh lebih murah dari di Amerika Serikat.

Yang kini lagi antre mendaftar di Zhengzhou itu, misalnya, bergaji setara 4 dolar/jam. Tidak sampai separo di Amerika.

Sumber: