Disway: Resesi

Disway: Resesi

Tapi kalau dalam setahun kita ''hanya'' bisa produksi 120 juta (10 juta/bulan), itu baru cukup untuk 50 persen penduduk. Apalagi kalau satu orang harus diinjeksi dua kali.

Itu akan mengkhawatirkan. Sebab daya kebal vaksin itu hanya untuk sekitar 1 tahun. Bisa jadi 50 persen yang belum vaksinasi punya potensi menulari mereka yang daya kebalnya sudah lewat.

Berarti pemerintah harus mencari lagi sumber vaksin dari perusahaan selain Sinovac. Maka kalau ada berita pemerintah juga membeli vaksin dari perusahaan lain, itulah maksudnya. Bukan karena ada masalah dengan vaksin yang dari Sinovac.

Vaksin Sinovac tidak cukup untuk jumlah penduduk kita.

Maka informasi soal vaksin ini sebaiknya dibuka selebar-lebarnya ke masyarakat. Apa adanya. Agar masyarakat yang sudah telanjur berharap banyak, bisa hidup dengan harapan itu.

Termasuk betapa sangat perlu penjelasan dari pemerintah: benarkah yang dikatakan oleh Prof C. A. Nidom dari Surabaya itu. Yang beredar luas di video itu: bahwa vaksin ini hanya akan membuat virus Covid-19 lebih agresif. Yakni seperti jagoan yang menemukan penantangnya.

Kalau itu benar, berarti vaksinasi yang tidak bisa menjangkau seluruh penduduk dalam satu tahun hanya akan menimbulkan dampak yang serius.

Tapi jangan percaya dulu omongan itu, sampai banyak ahli –terutama ahli dari pemerintah– menjelaskan bagaimana pendapat mereka. Lalu kita membandingkannya mana yang lebih masuk akal. Rasanya sudah seminggu video Prof Nidom, ahli virus itu, beredar. Belum ada tanggapan sedikit pun dari pihak berwenang. Rakyat hanya bisa menanti.

Kita sudah resmi resesi –belum resmi pun kita sudah merasakannya.

Kita butuh secercah harapan. Hidup itu karena ada harapan.(Dahlan Iskan)

Sumber: