Sudah Dibungkus Plastik, Keluarga Jemput Paksa Jenazah Pasien Reaktif Rapid Test di RSRM

Sudah Dibungkus Plastik, Keluarga Jemput Paksa Jenazah Pasien Reaktif Rapid Test di RSRM

JAMBI - Jenazah anak usia 6 tahun berinisial IL yang berasal dari RT 13 Kelurahan Rawasari,Kota Jambi dijemput paksa oleh pihak keluarga di kamar mayat RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi, Selasa (1/9).

Pihak keluarga beralasan, keberatan jika jenazah akan dimakamkan dengan protap Covid-19. Abdul Sidik salah seorang kelurga pasien mengungkapkan bahwa jenazah sudah sejak tahun 2016 lalu mengalami sakit sejenis tumor di bagian kepala, dan penyakit yang diderita bukanlah Covid-19. "Kok tiba-tiba begitu masuk di bilang dikuburkan secara Covid-19, belum ada hasil swab, baru pagi ini diambil swab, kenapa dari tadi malam belum keluar, itu tu mayat bukan batang pisang," kesalnya.

Menurut Sidik pihak keluarga sudah menunggu sejak tadi malam sekitar pukul 22.00 WIB sampai dengan sekitar 10.00 pagi ini."Tadi ngomong setengah sepuluh, oke. Tiba-tiba pihak rumah sakit mengatakan minta waktu 1 jam dengan alasan tidak bisa dibaca sementara mayit ditelantarkan, kena pas sudah di plastik," jelasnya.

Sementara itu dari pihak RSUD Raden Mattaher melalui Wakil Direktur Pelayanan Wadiryan dr Dewi Lestari mengatakan pihaknya sudah menemui pihak keluarga serta menyampaikan memang bahwa hasil rapit test jenazah itu menunjukkan reaktif.

"Kalau rapit nya positif, tentu kita berlaku kan protap Covid-19. Kita ini sebenarnya untuk menjaga-jaga, saya sudah koordinasi dengan gugus tugas. InsyaAllah kalaupun hasilnya negatif aman kita semua, nah takutnya hasil swabnya positif," terangnya.

Kemudian terkait dengan protes pihak keluarga lambannya hasil pemeriksaan swab, yang mana pasien sudah meninggal sejak tadi malam sekitar pukul 22.00 WIB tetapi urusannnya belum selesai-selesai.

"Karena kan untuk pemeriksaan itu ada prosedurnya dan terkait alat, jadi 1 jam lagi," ujarnya ketika berdikusi dengan pihak keluarga jenazah yang tampak di hadiri oleh pihak kepolisian.

Lebih lanjut dr Dewi pun meminta agar dibuat surat pernyataan secara tertulis dari keluarga. "Pernyataan dari pihak keluarga bahwa memang memaksa untuk membawa jenazah, kalau dari gugus saya sudah koordinasi. Kalau dari rumah sakit tetap menunggu hasil swab. Tetapi keluarga punya pertimbangan," tambahnya.

Dr dewi juga mengakui memang pasien meninggal sudah tadi malam namun untuk pengambilan spesimen swab baru pagi tadi.(aba)

Sumber: