Merdeka di Tengah Pandemi Diartikan Sebagai Harapan Terbebas Dari Stigma Negatif

Merdeka di Tengah Pandemi Diartikan Sebagai Harapan Terbebas Dari Stigma Negatif

JAMBI - Dilema menjadi salah satu pasien terkonfirmasi atau positif Covid-19, dirasakan oleh seorang karyawan PetroChina International Jabung Ltd., berinisial MM. Di usia 39 tahun, tanpa disangka uji swab yang dilakukan oleh MM, menunjukkan hasil positif.

Pada wawancara eksklusif, MM menuturkan bahwa dirinya hingga kini tidak memiliki gejala apapun. Beruntung pada tracking yang dilakukan kepada pihak keluarga termasuk sang istri dan anak, menunjukan hasil negatif. “Begitu saya diberitahu positif, ya istilahnya stres. Masalahnya otomatis keluarga kita orang-orang terdekat kita dikasih tahu. Alhamdulillah anak-anak yang buat saya bisa tersenyum sekarang. Jadi sudah dua kali swab, mereka hasilnya negatif. Baru tenang tinggal memikirkan diri sendiri,” ujarnya.

Namun di balik itu semua, tersirat kekhawatiran mendalam yang hingga kini masih dirasakan MM. Yakni stigma negatif di tengah masyarakat, baik untuk dirinya maupun rekan kerja PetroChina lain yang turut terpapar Covid-19.

“Yang dikhawatirkan di masyarakat sendiri, belum bisa terima. Jangankan kita yang positif, keluarga kita sendiri aja sudah mulai dijauhi dari masyarakat. Pak RT sempat datang ke rumah, dan bertanya bagaimana kondisinya. Dan Pak Lurah juga begitu. Sampai hal-hal kecil yang biasanya seperti pedagang kue datang masuk ke rumah, sekarang sudah gak datang lagi. Keluarga masih karantina mandiri. Yang dikhawatirkan stigma dari masyarakat. Karena cara pandang sudah berbeda dalam pikiran masyarakat. Karena mereka selama ini didoktrin Covid-19 berbahaya, jadi begitu dengar kita terkena, mereka jadi takut.”

Pada kesempatan ini, MM juga menuturkan bahwa hal yang ia alami turut dirasakan oleh rekan kerja yang lain. Terlebih mereka yang berdomisili di wilayah kabupaten.

“Kalau cerita teman-teman di daerah lebih miris lagi. Jadi ada teman malah belanja kalau nelpon mereka gak mau dibayar karena takut tertular. Artinya uang sudah tidak ada artinya lagi.” jelasnya.

Menjadi pasien positif Covid-19 dan hingga kini masih melakukan isolasi, selaku karyawan PetroChina, MM turut mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Dimana ketika mengetahui hasil screening dengan uji swab menyatakan hasil terkonfirmasi atau positif, MM langsung menelepon pimpinan, untuk meminta langsung diantar ke rumah sakit rujukan PetroChina yakni Siloam.

“Pihak PetroChina sendiri lebih dulu melakukan tindakan sebelum dinas kesehatan menjemput. Sudah dijemput sendiri dengan orang PetroChina, jadi sudah dikarantina sendiri. Ketika petugas dinas kesehatan menjemput, kami sudah di tempat karantina. Karena menghindari itu, daripada dijemput dinas kesehatan dengan APD (alat pelindung diri) lengkap, jadi ribet lagi. Apa kata kiri kanan orang rumah kita.” ujarnya.

Pada moment hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, MM berharap dapat diterima oleh rekan kerja dan masyarakat. “Harapan saya, mungkin ada penyampaian kepada masyarakat, gak cukup dari PetroChina, tapi pihak-pihak terkait sendiri langsung turun tangan, membantu memulihkan nama baik pasien dan perusahaan,” tuturnya.

Sebelumnya pada webinar yang digagas oleh SKK MIGAS – PetroChina bertajuk “Workshop Memperkuat Kerja Sama dalam Pencegahan Covid-19 di Provinsi Jambi”, dr. Yuri mengimbau kepada masyarakat luas untuk tidak mengucilkan pasien yang tengah diisolasi. Dalam strategi pengendalian Covid-19 dirinya menyebutkan, bagian yang paling berat yakni dalam melaksanakan trace dan isolate. “Rerata pasien yang diisolasi dikucilkan secara sosial oleh masyarakat sekitar,” tuturnya. Lebih lanjut dr. Yuri menyebutkan perlu peran serta tokoh masyarakat, guna menghilangkan stigma negatif pada pasien yang belum atau sudah terkonfirmasi positif Covid-19. (M)

Sumber: