Fatwa Vaksin Covid, MUI Lakukan Kajian
“Kita sendiri baru mulai dan belum mendapat informasi yang cukup untuk bisa mengambil keputusan. Jadi nanti kita akan beri tahukan setelah ada hasil pengkajian,” ungkapnya.
Meski demikian, ditegaskannya vaksin ini memiliki tujuan humanis dan penyelamatan jiwa, sehingga status kehalalan akan terhubung secara paralel dengan hasil penelitian uji klinis oleh Bio Farma selaku produsen.
“Jadi untuk status halal, menurut saya, secara paralel aja, karena ini (COVID-19) sudah memakan banyak korban, artinya keadaannya sudah darurat,” ujarnya.
Dia pun menjamin bahwa pihaknya bersama Bio Farma dna MUI terus berusaha menghasilkan vaksin halal.
“Meski begitu, kita, Bio Farma dan MUI, sepakat agar terus berupaya menghasilkan vaksin yang halal. Yang memang sekarang ini masih belum jelas karena masih dalam tahap penelitian dan pengkajian,” tambahnya.
Sementara, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan vaksin Sinovac yang tengah diujicoba dan akan diproduksi Bio Farma terbuat dari bahan baku halal.
“Insya Allah bahan baku halal digunakan untuk vaksin COVID-19, karena Bio Farma sudah menjadi salah satu pusat produksi vaksin halal dunia,” ujar Erick dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/8).
Dijelaskannya, Bio Farma telah memproduksi vaksin sejak lama dan telah dipercaya lebih dari 150 negara dalam memproduksi 15 jenis vaksin. Banyak negara di Timur Tengah menjadi konsumen vaksin dari Bio Farma. Bahkan, 75 persen vaksin polio yang tersebar di seluruh dunia merupakan produksi Bio Farma.
“Sertifikasi halal untuk vaksin virus corona nantinya akan diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tapi bahan bakunya dan produksi sudah siap. Oleh karena itu, saya meminta masyarakat tak perlu cemas dengan kualitas vaksin virus corona yang pasti akan didistribusikan di seluruh Indonesia ,” katanya.
Dijelaskannya pula, Bio Farma akan menambah gedung produksi vaksin baru dengan kapasitas 150 juta per tahun di Desember 2020. Saat ini kapasitas produksi Bio Farma mencapai 100 juta vaksin pertahun.
“Dengan total kapasitas 250 juta, tahun depan ketika kami memproduksi vaksin, Insya Allah jumlahnya cukup, tapi kembali lagi, vaksinnya dulu yang perlu diuji klinis,” ucapnya.(gw/fin)
Sumber: