Asal Mula Pasar Tradisional Keluarga

Asal Mula Pasar Tradisional Keluarga

Sekitarjambi.co - kota jambi, Siapa sih yang tak tahu Pasar? Pasar tradisional biasanya identik dengan kotor, becek, dan bau. Namun di balik itu semua, pasar tradisional tetap memiliki banyak pelanggan yang memadati pasar setiap harinya. Baik itu ibu rumah tangga, asisten rumah tangga, maupun pedagang yang membeli untuk menjualnya kembali di tempat lain. Ketika datang ke pasar tradisional akan disambut oleh para pedagang yang menawarkan dagangannya.

Suara teriakan para penjual untuk memanggil para pembeli di kanan kiri pinggir jalan, menjadi hal biasa di telinga pembeli. Karena jika hanya diam saat jualan, tidak akan mendatangkan pembeli. Terkadang beberapa pedagang mempersilahkan para calon pembeli untuk sekadar mencoba dan hanya sekedar melihat, walaupun nantinya mungkin tidak jadi membeli.

Sebelumnya Kita telah mengetahui bahwa walaupun telah banyak bermunculan pasar - pasar modern baru seperti mall dan minimarket, pemerintahan kota jambi tetap mempertahankan dan terus meningkatkan pemeliharaan dan keberadaan pasar-pasar tradisional. Pasar-pasar tradisonal tersebut ada yang dikelola oleh pemerintah kota dan ada juga yang dikelola oleh pihak swasta.

Pasar tradisional keluarga yang beralamat di Jl. HOS. Cokroaminito, Simpang III Sipin, Kota Jambi ini merupakan salah satu pasar swasta yang ada di jambi,pasar ini juga merupakan alternatif tempat membeli bahan kebutuhan pokok, pasar ini sedikit lebih kecil dari pasar angso duo dan harga nya pun sedikit mahal dari pasar angso duo. Tapi  Walaupun harga nya sedikit lebih mahal dari pasar angso duo pembeli dan pengunjung nya tetap ramai  terutama pada hari sabtu dan minggu.

Pasar keluarga ini berdiri pada tahun 1977 yang dibangun oleh bapak karso sabar sebagai seorang lurah pada tahun itu, pasar yang pada awalnya berada di tugu juang kemudian karena tidak ramai pengunjung berpindah tempat di simpang III sipin.

Jika kita melihat pasar ini dari luar pasti kita akan menduga bahwa pasar ini hanya tempat orang berjualan buah - buahan saja tetapi tanpa diduga setelah kita menyusuri gang yang ada, banyak sekali orang - orang yang berjualan didalamnya mulai dari jualan sayur, bahan makanan, cabe, bumbu dapur, ikan asin, ikan segar, daging dan banyak lagi yang lainnya bisa dikatakan pasar keluarga ini cukup lengkap, berkualitas dan sesuai dengan harganya.

Karena ini pasar keluarga, Pasar ini pun buka setiap hari dari jam 06.00 - 17.00 WIB dengan dua orang keamanan. Pasar ini baru mulai ramai pengunjung berdatangan pada jam 09.00 - 12.00 karena pada jam tersebut banyak keluarga yang belanja alat - alat untuk  masak. para penjual yang berjualan di pasar keluarga  harus membayar lapak yang telah ditetapkan per tahun 4 - 5 juta.

Para pedangang disini tetap mempertahankan ketradisionalan pasar ini karena pada saat ditanya “adakah niat untuk memperbaiki supaya lebih teratur dan besar” kemudian mereka mengatakan jika akan diperbaiki menjadi lebih besar otomatis juga bakal nambah uang pembayaran lapak nya menjadi besar dan juga tidak mampu selainitu juga lokasi disini pun kurang memadai untuk di bangun pasar yang lebih besar karena lokasi nya terbtas.

Kenapa di sebut dengan pasar keluarga? Karena dahulu pasar ini penjualnya hanya keluarganya saja mulai dari ayuk, abang adek dan keluarga lainnya. Kemudian seiring berjalannya waktu banyak masyarakat yang berjualan di pasar ini “tutur pak ganjar sebagai pengurus pasar saat ini”.

Sumber: