Mengenal Sejarah Kain Sarung yang Biasa Kita Gunakan Sehari Hari

Mengenal Sejarah Kain Sarung yang Biasa Kita Gunakan Sehari Hari

Mengenal Sejarah Kain Sarung yang Biasa Kita Gunakan Sehari Hari-Carousell-

JEKTVNEWS.COM- Sarung adalah salah satu kain tradisional yang telah menjadi bagian penting dari budaya di berbagai negara, terutama di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Timur Tengah.

Kain ini tidak hanya digunakan sebagai pakaian sehari-hari, tetapi juga memiliki makna simbolis dalam berbagai acara adat, keagamaan, hingga kehidupan sosial. 

Kata "sarung" berasal dari bahasa Melayu yang berarti "penutup." Namun, bentuk awal sarung diyakini berasal dari kawasan Timur Tengah, khususnya Yaman. Di sana, sarung dikenal dengan sebutan izaar, kain yang dipakai melilit tubuh, terutama oleh pria. 

BACA JUGA:Mendatangi Dukun: Melakuan Perbuatan Syirik Terhadap Allah SWT

Sarung kemudian menyebar ke berbagai wilayah melalui jalur perdagangan maritim, yang menghubungkan Timur Tengah dengan India, Asia Tenggara, hingga Afrika Timur.

Dikutip dari jurnal Humaniora Universitas Gadjah Mada, sarung diyakini masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan yang melibatkan pedagang dari Gujarat, India, dan Timur Tengah. 

Penelitian tersebut menjelaskan bahwa sarung kemudian diadaptasi oleh masyarakat lokal, terutama dengan sentuhan motif batik dan tenun yang khas, sehingga mencerminkan identitas budaya setiap daerah di Indonesia. Selain itu, sarung juga memiliki peran penting dalam tradisi keagamaan dan sosial masyarakat, menjadikannya simbol harmoni antara tradisi dan modernitas. 

BACA JUGA:Jam Koma Fenomena Baru di Dunia Generasi Z

Pada masa kejayaan perdagangan di Samudra Hindia sekitar abad ke-13 hingga ke-16, pedagang dari Arab, India, dan Gujarat membawa sarung ke Nusantara. Di Indonesia, sarung berkembang pesat dengan sentuhan budaya lokal. 

Para pengrajin mulai menambahkan motif-motif khas seperti batik, tenun, dan songket yang mencerminkan keindahan seni tradisional daerah. Motif dan warna sarung sering kali memiliki makna khusus, menggambarkan status sosial, daerah asal, atau bahkan filosofi hidup.

Selain berfungsi sebagai pakaian sehari-hari, sarung juga menjadi simbol identitas budaya dan agama. Dalam tradisi Islam, sarung sering digunakan saat sholat, menghadiri acara keagamaan, atau dalam momen penting seperti pernikahan dan pemakaman.

Di Indonesia, sarung bahkan memiliki peran unik dalam kehidupan sosial, seperti saat digunakan oleh para santri di pesantren atau sebagai pelengkap pakaian adat dalam upacara tertentu.

Di luar Indonesia, sarung juga memiliki variasi bentuk dan nama. Di India dan Sri Lanka, sarung dikenal sebagai lungi, yang sering dipakai oleh pria untuk kegiatan sehari-hari karena kenyamanan dan kesederhanaannya. Sementara itu, di Malaysia dan Brunei, sarung juga menjadi bagian penting dari pakaian tradisional. Di Afrika Timur, sarung dikenal sebagai kanga atau khanga, dihiasi dengan warna-warna cerah dan pola geometris yang khas.

Sumber: