Modus Riset Seksual Swinger, Dosen UNU Yogyakarta Ngaku Lecehkan Sejumlah Wanita
JAKARTA- Video viral dari salah satu pengajar di Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Bambang Arianto mengaku telah memperdayakan sejumlah wanita untuk memuaskan fantasi seksualnya.
Bambang mengaku kerap dihantui fantasi seksual swinger atau tukar pasangan, sehingga dia berani mengirim pesan ke beberapa wanita dengan modus melakukan riset.
Pengakuan Bambang itu dibuat setelah kedok dirinya dibongkar oleh seseorang. Dia pun mengakui bahwa riset mengenai swinger hanyalah karangannya belaka.
Meski begitu, dia mengaku tidak pernah melakukan praktek tersebut secara langsung, melainkan hanya untuk menggali pendapat masyarakat.
“Tapi yang jelas demi Allah sampai detik ini saya tidak ada maksud untuk mengajak melakukan itu meskipun ada curhatan saya yang seolah-olah berperan sebagai pelaku tapi tujuanya ingin tahu soal pendapat masyarakat secara langsung,” tulisnya dalam akun Twitter yang kini sudah tidak bisa diakses.
Dia pun meminta maaf secara khusu kepada NU dan UGM yang selama ini telah menyalahgunakan dua lembaga itu.
“Saya juga minta maaf kepada NU dan UGM karena selama ini menyalahgunakan nama NU dan UGM dalam mencari target. Secara umum saya memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan berjanji tidak lagi melakukan kebohongan ini.” Katanya.
“Terimakasih temen-teman yang sudah mau mendengarkan video ini. Saya membuat rekaman ini dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari siapapun.” Kata Bambang yang selama ini dikenal sebagai pendukung fanatik Pemerintah Jokowi ini
“Saya bambang arianto ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong, karena sesungguhnya saya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata. Hal itu dikarenakan kata swinger sering menghantui saya disetiap waktu.” Katanya.
Dia mengatakan, apa yg saya lakukan selama ini tidak diketahui oleh Istri saya. “Setelah ini saya akan menceritakan kepada istri saya dan meminta dia mendampingi saya dalam melakukan terapi secara intensif ke Psykolog maupun Psykiater agar bisa terbebas dari penyimpangan ini.” Ujar dia.
“Kemudian terakhir saya berjanji untuk tidak melakukan hal ini lagi dan bila terbukti melakukan lagi saya siap menerima semua konsekuensi hukum.” Tutupnya. (dal/fin).
Sumber: