Kemenag Perpendek Masa Tinggal Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi

Kemenag Perpendek Masa Tinggal Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi

Ibadah Haji-ist-

JEKTVNEWS.COM - Kementerian Agama (Kemenag) akan mengkaji kemungkinan memperpendek masa tinggal jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid mengatakan kajian memperpendek masa tinggal jemaah haji Indonesia di Arab Saudi sebenarnya sudah sejak lama. Permasalahannya lebih pada aturan penerbangan di Arab Saudi yang tertuang dalam Ta'limatul Hajj.

BACA JUGA:6 Bahan untuk Masker Wajah Alami yang Bikin Cerah dan Sehat

"Ketentuan Arab Saudi, negara yang mengirimkan jamaahnya lebih dari 30.000, masa operasional penerbangannya, baik saat kedatangan maupun kepulangan masing-masing minimal 30 hari. Ini tertuang dalam pasal 16," jelas Subhan, Minggu (10/9).

Dalam Ta'limatul Hajj, lanjut Subhan, diatur juga masa operasional kedatangan dan kepulangan. Operasional kedatangan jemaah haji di Arab Saudi berlangsung dari 1 Zulkaidah sampai 4 Zulhijjah. Sedangkan operasional kepulangannya, dimulai dari 15 Zulhijjah.

BACA JUGA:Cocok Buat Fresh Graduate, PT Tri Indobangun Perkasa Buka Lowongan Staff Pengawas

"Jika dihitung dari 1 Zulkaidah, maka operasional kedatangan berlangsung selama 34 hari. Namun, untuk memperpendek masa tinggal, jemaah Indonesia diberangkatkan mulai 4 Zulkaidah sampai 4 Zulhijjah," ungkapnya.

"Operasional pemulangan, dimulai 15 Zulhijjah. Jemaah kloter pertama yang berangkat pada 4 Zulkaidah, baru bisa pulang pada 15 Zulhijjah. Sehingga masa tinggal minimal adalah 41 hari," lanjutnya.

BACA JUGA:PT Pertamina Buka Lowongan Kerja dengan 16 Posisi Sekaligus, Cek Syaratnya disini!

Lebih lanjut Subhan mengatakan, Kemenag pernah menanyakan aturan dalam Ta'limatul Hajj ini ke pihak Arab Saudi. Jawabannya, karena keterbatasan slot penerbangan.

Saat ini, Indonesia mendapatkan rata-rata 17 sampai 18 slot penerbangan per hari. Dengan infrastruktur bandara yang ada saat ini, Saudi belum bisa memberikan tambahan slot penerbangan.

"Upaya ke depan yang perlu kita lakukan adalah membahas dengan pemerintah Arab Saudi kemungkinan memperluas bandara. Sehingga slot yang disediakan untuk Indonesia bisa ditambah," terang Subhan.

 

Selain perluasan, Subhan berharap Saudi membuka bandara baru. Subhan mengaku sudah mendengar opsi membuka bandara di Thaif. Jarak bandara ini relatif dekat dengan Makkah. Jika bandara baru dibuka, slot penerbangan yang tersedia semakin banyak.

Sumber: