JEKTVNEWS.COM - Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengungkapkan tidak mudah untuk mengidentifikasi buzzer di media sosial. Hal ini dikarenakan, buzzer di media sosial kerap menyerang secara random.
"Buzzer itu kan sulit diidentifikasi ya. Kadang kala setiap orang menjadi buzzer untuk siapa pun," kata Mahfud MD.
"Kadang kala A menjadi buzzer untuk nyerang B, besoknya sudah nyerang si C, dan itu silang. Jadi itu kalau semuanya dilarang, itu bisa ribuan, setiap hari orang disebut buzzer," lanjutnya.
BACA JUGA:Dewa Dosa Beelzebub di Record of Ragnarok, 6 Kekuatan Maha Dahsyat
Dirinya mengatakan, hingga kini belum ada yang bisa membuktikan para buzzer yang kerap dikaitkan dengan tujuan tertentu diorganisir dan dibiayai.
"Yang disebut buzzer resmi yang katanya dibayar itu, itu selalu katanya-katanya. Ketika ditanya siapa yang bayar, siapa yang mengorganisir, tidak ada yang bisa membuktikan juga," ungkapnya.
BACA JUGA:Soal Dugaan Kebocoran 337 Juta Data Dukcapil, Kemendagri Berikan Jawaban Begini
Pemerintah pun hingga saat ini belum bisa menindak buzzer-buzzer tersebut karena berpotensi menimbulkan anggapan adanya pembungkaman kebebasan berpendapat.
"Kalau orang buat berita yang tidak sopan lalu di takedown lah istilahnya. Tetapi kan susah ya, kalau begitu nanti bisa dituntut juga, pemerintah yang melanggar UU ITE,” tutupnya.