jektvnews.com - Sebuah kisah salah seorang sahabat nabi yang paling setia dalam menemani Rasulullah dalam menyebarkan ajaran Islam yakni Abu Bakar.
Abu Bakar yang merupakan sahabat Rasulullah yang paling setia mendamping ini, dicoba mengenai keimanannya. Dirinya rela kehilangan semua hartanya demi kemajuan dan perkembangan Islam.
Sebagai sahabat nabi yang paling kuat keimanannya. Apa saja yang disampaikan oleh nabi, ia langsung iman dan percaya tanpa harus bertanya dan protes kepadanya. Salah satunya adalah ketika kabar Isra Mi’raj menyebar semenanjung Arab.
Baca Juga : Hasil Penelitian Terbaru : Manfaat Teh Dapat Membantu Menjaga Kesehatan Jantung dan Sistem Otak
Dikutip dari lamaan resmi NU, dijelaskan oleh Ustadz Sunnatullah, salah seorang pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur,
Pada saat itu, orang-orang Quraisy yang tahu bahwa Abu Bakar belum mendengar kabar tentang hal itu, mereka langsung mendatanginya untuk mencemooh dan menghina nabi di hadapannya.
Harapannya, Abu Bakar bisa ragu dan tidak percaya pada peristiwa luar biasa yang Rasulullah tempuh dengan tempo waktu yang sangat singkat itu.
Sesampainya di rumah Abu Bakar, mereka menceritakan semua kejadian tidak masuk akal itu, dan mereka beranggapan bahwa peristiwa Isra Mi’raj hanyalah dongeng belaka yang dibuat-buat oleh nabi untuk mengelabui umatnya.
Setelah mereka bercerita panjang lebar tentang Isra Mi’raj kepada Abu Bakar, dengan tenang ia bertanya, “Apakah Rasulullah benar berkata demikian?”
“Iya,” jawab orang-orang kafir Quraisy. Tidak hanya itu, mereka terus mendebat, membantah, dan mengatakan bahwa Abu Bakar tidak waras jika percaya pada Isra Mi’raj yang tidak masuk akal. Akan tetapi, dengan tegas dan penuh keyakinan, ia langsung mengatakan kepada mereka
أَنَا صَدَقْتُهُ فِي خَبَرِ السَّمَاءِ فَكَيْفَ أُكَذِّبُهُ فِي ذَلِكَ، مَادَامَ قَالَ فَقَدْ صَدَقَArtinya, “Sungguh saya telah membenarkannya perihal khabar langit (Mi’raj), maka bagaimana mungkin saya mengingkarinya dalam peristiwa itu (Isra). Selama (Rasulullah) berkata, maka sungguh dia benar.”
Demikian jawaban singkat Abu Bakar ketika mendengar kabar tentang Isra Mi’raj Nabi Muhammad.
Baca Juga : Internasional Friendly Match U-20 Digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Ini Jadwal Pertandingannya
Jawaban ini dijadikan gambaran oleh para ulama tafsir, bahwa iman yang benar adalah iman yang tidak mempertanyakan apa yang dilakukan oleh pembawa risalah, semua percaya dan iman padanya, sekalipun tidak masuk akal. (Syekh Mutawalli, Tafsir wa Khawathirul Umam lis Sya’rawi, [Darul Imam, 1997), juz I, halaman 2707).