
JEKTVNEWS.COM - Jambi dikenal dengan kekayaan alam yang melimpah, merupakan salah satu provinsi yang menyimpan potensi besar bagi perekonomian Indonesia. Namun, di balik kekayaan tersebut, provinsi ini juga menghadapi berbagai tantangan lingkungan yang semakin mendesak. Contoh nya Penebangan hutan, kebakaran hutan, serta polusi udara adalah isu yang terus membayangi Jambi, yang jika tidak ditangani secara serius, akan mengancam keberlanjutan alam dan kesejahteraan masyarakatnya.
Dalam menghadapi krisis lingkungan ini, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci utama untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Salah satu masalah lingkungan yang paling mendalam di Jambi adalah Penebangan hutan, Dalam beberapa tahun terakhir, alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan sektor pertambangan telah menyebabkan kerusakan besar terhadap hutan-hutan alam, Hutan yang seharusnya menjadi penyangga kehidupan kini berkurang drastis. Selain itu, kebakaran hutan yang melanda Jambi setiap tahun memberikan dampak buruk terhadap kualitas udara, kesehatan masyarakat dan ekosistem secara keseluruhan.
Menurut data yang di lansir oleh Jambi One pembuatan jalan tol di jambi ternyata juga melakukan Penebangan hutan khusus nya ruas jambi-rengat, sebagian besar lintasan tol ini sekitar 92% atau lebih dari 700 hektar hutan di tebang.
Walaupun sudah di beri izin oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menyetujui perubahan kawasan hutan untuk pembangunan kawasan Tol Jambi-Rengat, dampak lingkungan dari Penebangan pohon ini tetap signifikan.
Rusaknya ekosistem adalah peringatan serius bahwa alam Jambi sedang terancam. Dalam menghadapi persoalan ini, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat bukan hanya penting lagi tetapi sangat lah mendesak. Polusi udara yang sering terjadi akibat kebakaran hutan atau aktivitas industri juga menjadi ancaman serius bagi masyarakat di Jambi.
Meskipun pemerintah daerah telah mengupayakan berbagai solusi, seperti penegakan hukum terhadap pembakaran lahan ilegal, krisis lingkungan ini memerlukan partisipasi aktif dari semua golongan masyarakat untuk mencapai solusi yang efektif. Banyak kebijakan baik yang gagal di lapangan karena minimnya pemahaman dan keterlibatan warga.
BACA JUGA:Kunjungan PM China Li Qiang ke Indonesia: Pererat Kerja Sama Strategis Bilateral
Sebaliknya, masyarakat lokal khususnya yang hidup berdampingan langsung dengan hutan dan sungai, memiliki pengetahuan dan kepedulian yang kuat terhadap alam sekitar. Jika diberi ruang untuk berperan mereka sangat bisa menjadi ujung tombak dalam perlindungan lingkungan.
Pembangunan Tol Jambi-Rengat membawa dampak ekonomi yang sangat positif bagi Provinsi Jambi dan wilayah di sekitarnya, Karena kehadiran Tol ini mempersingkat waktu tempuh perjalanan antara Jambi dan Rengat. Hal ini secara langsung meningkatkan efisiensi distribusi barang dan mobilitas masyarakat, Sehingga memperlancar arus logistik barang yang pasti nya sangat penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Dengan akses yang lebih mudah peluang usaha baru akan bermunculan dan tumbuh pesat karena kemudahan akses ke tempat yg mungkin dulu nya lumayan berjarak jauh. bahwa di balik manfaat ekonomi besar, Pembangunan Tol Jambi-Rengat juga menimbulkan persoalan serius terkait lahan Produktif.
Gubernur jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos. MH juga menyebutkan pembangunan Tol Jambi Rengat juga sangat penting dalam perekonomian di Provinsi Jambi akan tetapi Tol Jambi-Rengat ini punya kendala. Menimbulan permasalahan serius dan rumit untuk Pembebasan lahan, karena sebagian besar lintasan tol yang melewati kawasan hutan dan lahan produktif contoh nya perkebunan sawit yang menjadi sumber ekonomi masyarakat setempat.
Mulai dari tuntutan harga ganti rugi yang bisa dibilang cukup tinggi hingga keberatan warga yang kehilangan lahan produktif nya
Hal ini berpotensi mengurangi luas lahan pertanian dan perkebunan yang selama ini menopang ekonomi lokal serta dapat menimbulkan konflik agraria dan penurunan produksi pertanian di masa yang akan datang.
Selain aspek ekonomi perubahan lahan produktif juga berdampak pada ekosistem lokal dan berkelanjutan lingkungan, yang berarti kehilangan lahan produktif berarti juga kehilangan sumber penghidupan bagi sebagian masyarakat, terutama petani dan pekebun di lahan tersebut, sehingga dapat memicu masalah sosial baru.
BACA JUGA:Ratusan Petani Mitra PTPN IV PalmCo Segera Kantongi Sertifikasi RSPO