JEKTVNEWS.COM - Perempuan di desa menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks namun juga memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya di lingkungan mereka.
Akses perempuan terhadap pendidikan sering kali terbatas, baik karena infrastruktur yang minim maupun norma sosial yang memprioritaskan pendidikan laki-laki. Ini membuat mereka kurang memiliki kesempatan untuk berkembang secara profesional dan meningkatkan taraf hidup mereka.
BACA JUGA:Perempuan dengan Dilemanya antara Karier dan Rumah Tangga
Keterbatasan akses pada peluang ekonomik, keterbatasan modal, jaringan, dan peluang kerja formal membuat perempuan di desa sulit untuk memperoleh penghasilan tetap. Banyak yang terpaksa bekerja di sektor informal atau bergantung pada pertanian subsisten, yang rentan terhadap fluktuasi cuaca dan pasar.
Kendala sosial dan budaya, norma sosial di beberapa desa masih memandang perempuan sebagai sosok yang perannya terbatas di dalam rumah tangga. Hal ini dapat menghambat mereka untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial maupun politik, serta menghambat kemajuan pribadi.
Akses terbatas pada layanan kesehatan fasilitas kesehatan di daerah pedesaan sering kali terbatas dan tidak mudah dijangkau. Perempuan, terutama yang sedang hamil atau menyusui, rentan terhadap berbagai risiko kesehatan yang tinggi. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi juga menjadi salah satu masalah yang kerap ditemui.
BACA JUGA:Penyuluhan Pemberdayaan Perempuan dan Anak di Muaro Jambi
Isu KDRT dan kesetaraan gender kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan diskriminasi gender masih menjadi isu penting yang dihadapi perempuan di pedesaan. Banyak perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan tidak berani melapor karena stigma sosial dan kurangnya dukungan hukum.
Potensi perempuan di Desa, kontribusi dalam pertanian dan pangan. Banyak perempuan desa yang berperan penting dalam pertanian dan produksi pangan. Mereka memiliki keterampilan dalam bertani, memelihara ternak, dan mengelola lahan kecil.
Dengan peningkatan pengetahuan dan akses pada teknologi, mereka bisa meningkatkan hasil produksi dan berkontribusi dalam ketahanan pangan.
Pemberdayaan Ekonomi melalui UMKM. Perempuan di desa memiliki potensi besar dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), seperti kerajinan tangan, kuliner lokal, atau produksi pakaian tradisional. Dengan dukungan pelatihan dan akses pasar, UMKM ini bisa meningkatkan perekonomian keluarga dan desa.
Pemimpin Komunitas dan Agen PerubahanP, perempuan di desa memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin komunitas, baik dalam hal pengelolaan lingkungan, kesehatan, pendidikan, atau program kesejahteraan sosial. Banyak organisasi lokal yang berhasil memberdayakan perempuan sebagai agen perubahan untuk meningkatkan kualitas hidup di pedesaan.
Pelestari Budaya dan Kearifan Lokal, perempuan desa sering kali berperan dalam menjaga tradisi dan budaya lokal, seperti seni kerajinan tangan, tarian, kuliner tradisional, serta ritual adat. Dengan meningkatnya minat terhadap pariwisata budaya, ini bisa menjadi potensi ekonomi bagi perempuan desa yang terlibat dalam pelestarian budaya tersebut.
Kemandirian dalam Bidang Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Banyak perempuan di desa yang memiliki pengetahuan tradisional dalam bidang kesehatan, seperti pemanfaatan tanaman obat. Dengan pelatihan dan edukasi, mereka bisa menjadi promotor kesehatan lingkungan dan keluarga, yang berdampak positif pada komunitas.
Upaya untuk Mendukung Perempuan di Desa, agar potensi perempuan desa bisa dioptimalkan, dukungan pemerintah dan masyarakat sangat penting, di antaranya dengan: