JEKTVNEWS. COM- Bumi semakin hari terasa semakin panas, dan fenomena ini bukan sekadar perubahan cuaca biasa. Kenaikan suhu global yang terjadi saat ini merupakan bagian dari perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia, salah satunya melalui efek rumah kaca.
Dalam artikel di Sucofindo.co.id, dijelaskan bahwa efek rumah kaca disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), dan nitrogen oksida (N₂O). Gas-gas ini bertindak seperti selimut tebal yang memerangkap panas matahari dan memantulkannya kembali ke permukaan bumi. Akibatnya, suhu global terus meningkat, menciptakan berbagai ancaman serius bagi kehidupan.
BACA JUGA:Kesehatan Mental: Masalah yang Tidak Boleh Diremehkan
Pemanasan global membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Gelombang panas yang semakin sering terjadi meningkatkan risiko dehidrasi, stroke panas, dan gangguan kesehatan lainnya, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan individu dengan riwayat penyakit tertentu.
Selain itu, menurut buku Krisis Iklim Global Indonesia (Dampak dan Tantangan) karya H. Antarissubhi dan rekan-rekannya, pemanasan global juga memperburuk cuaca ekstrem seperti badai, banjir, dan kekeringan, yang berpotensi merusak infrastruktur, mengganggu produktivitas pertanian, dan memperburuk krisis pangan.
BACA JUGA:Percepat Pengembangan Energi Panas Bumi di Indonesia fenimeba bumi
Lebih lanjut, kenaikan suhu bumi mempercepat pencairan es di Kutub Utara dan Antartika, sehingga memicu kenaikan permukaan air laut. Kondisi ini mengancam daerah-daerah pesisir dengan risiko tenggelam dan semakin memperburuk masalah lingkungan serta sosial.
Selain itu, perubahan iklim mengganggu keseimbangan ekosistem, menyebabkan kepunahan spesies tertentu, dan memperparah krisis keanekaragaman hayati. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh lingkungan, tetapi juga langsung memengaruhi kehidupan manusia.