Selain itu, kesiapan tenaga kesehatan harus diperhitungkan. Idealnya, PPIH bidang kesehatan memiliki 360 tenaga kesehatan atau batas minimalnya adalah 320 tenaga kesehatan.
Namun, pada penyelenggaraan haji 2024, PPIH bidang kesehatan awalnya hanya akan mendapatkan kuota 200 tenaga kesehatan. Realisasi akhirnya, PPIH bidang kesehatan memiliki 287 tenaga kesehatan.
Untuk mengatasi hal ini, PPIH bidang kesehatan melakukan penyesuaian penempatan tenaga kesehatan. Misalnya, di sektor, penempatan dokter spesialis disesuaikan agar tetap dapat memberikan pelayanan yang optimal.
Pada penyelenggaraan lalu, kekuatan tenaga kesehatan di sektor sangat bagus karena memiliki dokter spesialis seperti dokter penyakit dalam, dokter paru, dokter anestesi, dokter jantung dan dokter bedah, atau ada salah satu dokter spesialis di salah satu sektor.
Penguatan sektor dilakukan karena tenaga kesehatan di sektor berada di dekat jemaah.
Ketika Armuzna, tenaga kesehatan di sektor harus bertugas di pos satelit jalur jamarat agar dapat memberikan pertolongan pertama.
Lebih lanjut, Kapus Liliek mengharapkan agar pengelolaan masing-masing bidang penyakit dapat ditingkatkan.
Pada penyelenggaraan haji tahun ini, beberapa bidang seperti radiologi, gigi, dan psikologi hanya memiliki satu tenaga kesehatan yang bekerja 24 jam. Idealnya, jumlah tenaga kesehatan di masing-masing bidang perlu ditambah agar dapat bergantian tugas.
BACA JUGA:Penghargaan ke 37 Personel Polda Jambi Sebagai Assesor Assessment Center Polri
Selain itu, KKHI Makkah beroperasi lebih awal dibandingkan KKHI Madinah. Namun, KKHI Mekkah masih menerima pasien rujukan dari RSAS.
Pasien-pasien ini akan dievakuasi ke KKHI Madinah untuk dikembalikan ke kloter jika kloternya masih ada atau ditanazulkan jika sudah tertinggal kloternya.
Fase pemulangan jemaah haji Indonesia dari Tanah Suci telah berakhir pada 22 Juli 2024. Dengan kembalinya jemaah haji ke Tanah Air, berakhir pula operasional kegiatan haji di Arab Saudi.
Selama periode operasional haji, jemaah haji yang wafat sebanyak 461 orang.
Jumlah pelayanan kesehatan di sektor pelayanan emergensi respons sebanyak 1.473 dan telah melakukan deteksi dini sebanyak 37.104.
Pelayanan kesehatan di kloter telah melayani sebanyak 231.531, dengan 3 penyakit terbanyak yaitu yaitu influenza, hipertensi, dan diabetes melitus.
Untuk pelayanan kesehatan di bandara, pelayanan emergensi respons sebanyak 36, dan telah melakukan deteksi dini sebanyak 376, dengan penyakit terbanyak penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD), gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF), dan gangguan mental.