Anak-anak cenderung lebih rentan terhadap fluktuasi emosional karena belum memiliki keterampilan pengelolaan emosi yang matang. Ketidakstabilan emosional ini dapat berkembang menjadi gangguan jiwa jika tidak ditangani dengan baik.
7. Ketidakmampuan Mengatasi Stres:
Ketidakmampuan anak mengatasi stres atau tekanan dalam kehidupan sehari-hari juga dapat berkontribusi pada munculnya gangguan jiwa. Anak-anak mungkin tidak memiliki keterampilan untuk mengidentifikasi atau mengelola perasaan stres, yang dapat memperburuk kondisi mereka.
8. Perubahan dalam Keluarga:
Peristiwa signifikan seperti perceraian orang tua, kematian anggota keluarga, atau perpindahan dapat mengganggu stabilitas emosional anak-anak dan memicu gangguan jiwa.
9. Paparan Media yang Tidak Sehat:
Paparan media yang tidak sehat, seperti konten yang menampilkan kekerasan atau pornografi, juga dapat memengaruhi kesejahteraan mental anak-anak dan meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa.
BACA JUGA:Periklanan Online, Mobilitas Layanan Promosi Produk Lebih Mudah dan Cepat
10. Kekurangan Dukungan Emosional:
Kekurangan dukungan emosional dari lingkungan keluarga atau teman-teman sebaya dapat membuat anak-anak merasa terisolasi dan tidak aman, yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
Terjadinya gangguan jiwa pada anak-anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor kompleks, termasuk faktor genetik, lingkungan, pengalaman traumatis, serta kemampuan mereka dalam mengatasi stres dan emosi. Mengenali faktor-faktor ini penting untuk memahami dan mengatasi gangguan jiwa pada anak-anak dengan tepat.
Peran orang tua, pendidik, dan profesional kesehatan mental sangatlah penting dalam membantu anak-anak mengatasi tantangan ini dan mengembangkan kesejahteraan mental yang baik.