JEKTVNEWS.COM - Proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) kembali menjadi sorotan akhir – akhir ini, jembatan ini terkahir kali diperbincangkan setelah disinggung oleh Menteri Koordinator Perekonomian era 2009-2014, Hatta Rajasa.
Dalam satu kesempatan di tahun lalu sempat menjelaskan pentingnya JSS dalam mendukung keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), yang dapat mendorong migrasi industri dari Jawa ke Sumatera dan menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru.
Wacana proyek infrastruktur penghubung antara Pulau Jawa dan Sumatera ini sebenarnya telah muncul sejak tahun 1960 oleh seorang profesor konstruksi Indonesia.
BACA JUGA:Agustus Bulan Spesial Bagi Selenophile! Fenomena Super Sturgeon Moon Akan Terjadi Besok Malam
Pada tahun 1960-an, Profesor Sedyatmo mencetuskan konsep Tri Nusa Bimasakti, yang mencakup interkoneksi antara tiga pulau, yaitu Bali, Jawa, dan Sumatera, untuk membentuk kesatuan ekonomi. Pada periode tersebut, muncul ide untuk membuat terowongan terapung yang menghubungkan ketiga pulau tersebut.
Namun, wacana tersebut belum terealisasi. Ide pembangunan JSS mulai menemukan momentum pada tahun 1986, ketika Presiden Soeharto menugaskan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) untuk mengkaji konsep Tri Nusa Bimasakti. Pemerintah juga berusaha mencari dana dari Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) untuk pembangunan proyek tersebut. Namun, hingga tahun 2009, proyek JSS belum kunjung terlaksana.
Pada tahun 2009, Gubernur Banten saat itu, Ratu Atut Chosiyah, menyerahkan hasil pra studi kelayakan JSS. Hasilnya menunjukkan bahwa proyek ini memerlukan biaya sekitar Rp 100 triliun.
BACA JUGA:Jangan Sampai Ketinggalan! Fenomena Supermoon Malam Ini!
Pemerintah daerah Banten dan Lampung pun berkolaborasi dengan swasta untuk pembiayaan proyek ini. Rencananya, JSS selesai pada tahun 2020. Namun, meskipun terdapat Peraturan Presiden (Perpres) No 86 Tahun 2011 yang mengatur Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS), proyek JSS tidak kunjung terealisasi.
Saat bergantinya kepemimpinan presiden, Jembatan Selat Sunda tidak masuk dalam proyek prioritas pemerintahan baru. Hingga saat ini, proyek JSS belum ada kepastian akan terlaksana. Pemerintah lebih fokus pada perbaikan dermaga yang rusak dan pengadaan kapal yang layak untuk mengatasi kebutuhan transportasi laut. Diketahu pula tidak berlanjutnya proyek ini dikarenakan pemerintah lebih cenderung ingin sumatra dan jawa memiliki kondisi stabil yang sama dalam berbagai aspek sehingga tidak ada ketimpangan perpindahan saat jembatan tersebut harus dibangun. Jembatan ini tentunya akan menjadi pertanyaan, akankah jembatan ini terealisasikan?