Berada Di Lahan Gambut, Unit Usaha Lagan Punya Trik Tersendiri Dalam Pengolahan Air

Berada Di Lahan Gambut, Unit Usaha Lagan Punya Trik  Tersendiri Dalam Pengolahan Air

jektvnews.com - Jambi, PT Mendahara Agrojaya Industry sebagai salah satu anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara VI yang telah diakuisisi sejak tahun 2012, resmi marger (bergabung) dengan PT Perkebunan Nusantara VI pada tanggal 8 Juni 2022. Usai diakuisisi, maka PT Mendahara Agrojaya menjadi salah satu unit PT Perkebunan Nusantara VI yang bernama Unit Usaha Lagan.

 

PT Mendahara Agrojaya Industry, merupakan Kebun Kelapa Sawit yang berada diatas lahan gambut, dengan luas Areal 3.231,95 Hektar (Ha) Sesuai Sertifikat HGU Nomor : 06 Tahun 2012. Untuk menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) dengan kualitas yang baik di lahan gambut atau agar sama dengan TBS sawit yang ditanam di lahan tanah mineral, tentunya memiliki suatu tantangan. Hal ini disiasati oleh PT Mendahara Agrojaya Industry dengan cara melakukan sistem pegolahan air di aera gambut.

 

Manajer Operasional Unit Usaha Lagan, Nazarsyah Hutagalung kepada wartawan mengatakan, perkebunan sawit di lahan gambut harus memperhatikan sistem pengairannya agar menghasilkan TBS yang memiliki rendemen berkualitas. 

 

Untuk itu, PT Mendahara Agrojaya Industry menerapkan sistem pengelolaan air dengan membuat pintu-pintu air di kanal-kanal dalam perkebunan sawit PT Mendahara Agrojaya Industry. Air diatur dengan volumenya harus selalu terjaga di 0,4 atau 40 cm dibawah permukaan tanah, agar asupan air ke tanaman sawit dapat terserap dengan baik. 

 

“Apabila sistem pengairan ini dijaga terus, maka kita yakin produksi TBS sawit tidak akan kalah dengan sawit yang berasal dari lahan tanah mineral,” katanya, saat menyambut kunjungan wartawan ke Unit Usaha Lagan PTPN VI, dalam kegiatan Media Gathering yang dilaksanakan oleh PTPN VI Jambi, Selasa (14/6).

 

Perkebunan sawit di lahan gambut memiliki keuntungan tersendiri, dengan sistem pengairan lebih terjaga. Apabila musim kemarau tiba, maka tidak akan mempengaruhi hasil sawit, karena ketersediaan air selalu terjaga. Berbeda dengan sawit yang ditanam di lahan tanah mineral, tentunya akan mempengaruhi hasil TBS apabila terjadi musim kemaru yang panjang.

 

Hasil TBS sawit yang diperoleh dipastikan berkualitas rendemennya, sebab pemupukan yang dilakukan terhadap sawit di lahan gambut persis sama dengan model pemupukan sawit di lahan tanah mineral. Namun dalam hal biaya operasional pemupukan jauh lebih murah dari lahan mineral, dimana 80 persen pemupukan di lahan gambut menggunkan pupuk bahan organik. “Bahkan sistem angkut kita dari dalam kebun melalui jalur air, menggunakan perahu dengan kapasitas 2,5 ton, sama dengan kapasitas mobil pelangsir, sehingga biaya operasional jadi lebih murah,” sebut Najazsyah.

 

Sumber: