Obat Covid Belum Ditemukan
Menurutnya, obat yang terbukti klinis, akan lolos uji terkait keamanan, keselamatan atau efek samping dan kemanfaatan serta keefektifan peruntukannya.
Dijelaskannya, pihaknya melalui Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 selalu menghargai dan mengapresiasi setiap upaya riset dan inovasi dengan prosedur tertentu untuk dapat menangani pandemi COVID-19.
“Pada dasarnya kami apresiasi setiap anak bangsa yang melakukan riset dan inovasi yang sesuai kaidah yang benar untuk kepentingan masyarakat,” katanya.
Sementara Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng Mohammad Faqih berharap agar para influencer mengecek terlebih dahulu latar belakang nara sumber dengan seksama sebelum mempublikasikan konten terkait COVID-19.
“Harapan kami, khususnya untuk influencer sebaiknya cek dulu sumber dengan kaidah keilmuan atau tidak, jika ingin menyampaikan sesuatu ke publik,” katanya.
Daeng mengatakan bahwa influencer memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini masyarakat oleh sebab itu harus berhati-hati dalam memberikan informasi.
“Influencer kan banyak diikuti orang… Agar masyarakat mendapatkan informasi yg tepat dan benar,” katanya.
Untuk diketahui, musisi Anji menuai kontroversi setelah mewawancarai Hadi Pranoto yang mengaku sebagai profesor sekaligus kepala Tim Riset Formula Antibodi.
Obrolan keduanya diunggah dalam kanal YouTube dunia MANJI dengan judul “Bisa Kembali Normal? Obat COVID-19 Sudah Ditemukan!!”.
Kini, konten tersebut telah dihapus YouTube karena dianggap melanggar kebijakan komunitas.
Dalam video berdurasi 35 menit 51 detik itu, Hadi Pranoto mengklaim dirinya sudah menemukan obat herbal yang dinamai Antibodi COVID-19.(gw/fin)
Sumber: