JEKTVNEWS.COM - Perubahan iklim merupakan isu global yang semakin mendesak untuk diatasi. Dampaknya telah dirasakan diberbagai belahan dunia, tak terkecuali masyarakat adat di pedalaman Jambi.
Ketergantungan mereka pada alam membawa masyarakat sebagai kelompok-kelompok paling rentan di tengah perubahan iklim.
PFI Jambi menyelenggarakan lomba foto dengan tema "Masyarakat Adat dan Perubahan Iklim" batas waktu pengiriman foto ditutup pada 03 Agustus 2023 pukul. 20.00 WIB.
BACA JUGA:Pembukaan Porprov Jambi ke XXIII Berjalan Lancar, Budi: Semoga Sukses Prestasi Dunia Olahraga
Sekretaris Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jambi sekaligus Koordinator Lomba Foto Jurnalistik Masyarakat Adat, Wahdi Septiawan, berharap melalui lomba ini bisa memunculkan karya-karya visual bernilai berita yang menggambarkan persoalan, perjuangan, dan harapan masyarakat adat Jambi, serta sekaligus jembatan untuk para pihak.
"Utamanya pengambil kebijakan dalam memaknai realitas visual, yang barangkali belum pernah dilihat sebelumnya," katanya, Senin (10/7).
Ketua PFI Jambi,Irma Tambunan mengungkapkan potret masyarakat adat di tengah perubahan iklim disuarakan lewat visual.
"Kami berharap pameran ini dapat membuka mata publik yang lebih luas akan perjuangan dan ancaman yang dihadapi komunitas adat di Jambi dalam menghadapi perubahan iklim," katanya.
Selain pameran foto jurnalistik, rangkaian acara ini juga akan melibatkan kegiatan fellowship coaching dan hunting foto bersama di komunitas Orang Rimba.
Pameran juga akan dimeriahkan oleh lomba foto, seminar dan diskusi, pameran hasil karya anak-anak muda di komunitas adat, serta penjualan foto yang sebagian hasilnya akan dialokasikan untuk mendukung jurnalisme warga di pedalaman.
BACA JUGA:Jumlah Mahasiswa RI yang Pindah Kewarganegaraan ke Singapura Meningkat
PFI Jambi berharap seluruh rangkaian acara ini dapat berjalan sukses dan memberikan manfaat yang besar bagi para jurnalis foto, komunitas adat, serta masyarakat Jambi secara keseluruhan.
Sementara itu, Kepala Taman Budaya Jambi, Eri Argawan mengapresiasi rencana pameran dan siap berkolaborasi. Dua gedung disiapkan yakni Prosenium sebagai tempat pameran dan gedung Arena untuk acara pembukaan pameran, apresiasi seni dan budaya suku-suku pedalaman, coaching foto, dan seminar.
“Kehidupan masyarakat adat pedalaman di Jambi yang lengkap dengan kearifan lokal dan budayanya patut dilestarikan. Kami siap berkolaborasi untuk perjuangan tersebut,” ucapnya.