JEKTVNEWS.COM - Manara Gentala Arasy di Jambi adalah menara yang memiliki nilai sejarah dan kebudayaan penting bagi masyarakat Jambi, Indonesia. Menara ini juga dikenal sebagai "Menara Gentala" atau "Menara Sakti Gentala Arasy".
Menara Gentala Arasy didirikan pada tahun 1865 oleh Sultan Thaha Syaifuddin, seorang Sultan Jambi yang terkenal. Menara ini awalnya berfungsi sebagai pusat pengamatan dan pertahanan kerajaan.
BACA JUGA:10 Tahun Menikah, Desta Gugat Cerai Natasha Rizki
Menara Gentala Arasy memiliki tinggi sekitar 52 meter dan terbuat dari kayu ulin yang kuat. Pada zaman dahulu, menara ini memiliki peran strategis dalam memantau gerakan musuh dan memberikan sinyal peringatan kepada kerajaan Jambi.
Menara ini juga digunakan sebagai tempat ibadah dan meditasi bagi pemimpin kerajaan.
BACA JUGA:Awal Masuknya Musik Dangdut di Jambi
Selain peran strategisnya, Menara Gentala Arasy juga merupakan simbol kebesaran dan keagungan kerajaan Jambi. Menara ini dihiasi dengan ukiran-ukiran indah dan memukau yang mencerminkan seni dan budaya Jambi.
Ukiran-ukiran tersebut menggambarkan cerita dan mitos lokal yang menjadi bagian penting dari warisan budaya masyarakat Jambi.
BACA JUGA:6 Tips Menumbuhkan Rambut Dengan Cepat
Sayangnya, pada tahun 1987, Menara Gentala Arasy mengalami kebakaran dan hampir seluruh struktur kayunya hancur.
Namun, melalui upaya rekonstruksi dan restorasi yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat, menara ini berhasil dibangun kembali pada tahun 1990 dengan tetap mempertahankan keasliannya.
BACA JUGA:HEBOH!! Video Kencan Yang Diduga V BTS dan Jennie Blackpink Tersebar
Kini, Menara Gentala Arasy menjadi salah satu objek wisata yang populer di Jambi. Wisatawan dapat menikmati pemandangan indah dari puncak menara dan menjelajahi ruang-ruang di dalamnya yang dipenuhi dengan koleksi artefak dan informasi sejarah Jambi.
Menara Gentala Arasy adalah simbol yang kuat bagi identitas sejarah dan budaya masyarakat Jambi serta sebagai tempat yang memperkaya pengetahuan tentang sejarah kerajaan di wilayah ini.