BACA JUGA:Brigade Jum'at Berbagi, Danyon A Por Satbrimob Polda Jambi Berbagi ke Ponpes
Kerajaan Melayu Jambi juga berada di bawah pengaruh Hindu-Buddha dan memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, termasuk Cina, India, dan Sriwijaya.
Pelabuhan Jambi menjadi salah satu pusat perdagangan penting di wilayah tersebut.
Kemudian, pada abad ke-14, wilayah ini jatuh ke tangan Kerajaan Jambi, yang menjadi salah satu kerajaan maritim terbesar di pulau Sumatera pada masa itu.
BACA JUGA:Ternyata Ini Tips Menjaga Mata Agar Tetap Sehat
Pada abad ke-15, Islam mulai masuk ke wilayah Jambi. Islamisasi ini terjadi melalui pernikahan antara bangsawan Jambi dengan pedagang Arab yang datang ke daerah ini. Sejak saat itu, Islam menjadi agama yang dominan di Jambi.
Pada awal abad ke-17, Belanda datang ke Jambi dan menjalin hubungan dagang dengan Kerajaan Jambi.
Namun, pada pertengahan abad ke-19, Belanda menguasai Jambi setelah mengalahkan Kerajaan Jambi.
BACA JUGA:NEW! Samsung M14 5G Mempunyai Kapasitas Baterai 6000 Mah, Cek Spesifikasinya
Jambi menjadi bagian dari Hindia Belanda dan mengalami penjajahan selama beberapa dekade dan pada masa kolonial belanda Jambi menjadi pusat ekonomi dan administrasi di wilayah ini.
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1945, Jambi menjadi bagian dari Republik Indonesia.
BACA JUGA:Simak Cara Bersedekah Subuh dan Ketahui Manfaatnya
Pada awalnya, Jambi merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Tengah.Namun, pada tahun 1957, Jambi dimekarkan menjadi provinsi tersendiri.
Sejak pemekaran provinsi pada tahun 1957, Jambi mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang, termasuk pertanian, perkebunan, perindustrian, dan pariwisata.
provinsi tersebut dimekarkan menjadi Provinsi Jambi dan Jambi menjadi ibu kotanya
BACA JUGA:Luar Biasa! 5 Manfaat Buah Naga Bagi Kesehatan Tubuh, No 4 Bisa untuk Jerawat