jektvnews.com - Sumatera Selatan atau Sumsel berdiri pada 12 September 1950. Sumatera Selatan juga dikenal dengan sebutan Bumi Sriwijaya.
Awalnya, Sumsel mencakup daerah Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Kepulauan Bangka Belitung. Namun kemudian empat wilayah ini akhirnya menjadi provinsi tersendiri. Dilansir dari pemprov Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Kembalinya Mendiang Paul Walker Sebagai Brian O'Conner Pada Fast And Furious 10
Meski demikian, empat wilayah tersebut tetap memiliki akar budaya bahasa dari keluarga yang sama, yaitu bahasa Austronesia proto bahasa Melayu dengan beberapa pembagian daerah bahasa dan logat, seperti Palembang, Ogan, Komering, Musi, Lematang, dan masih banyak lagi.
Ada beberapa bahasa daerah Sumatera Selatan yang digunakan hingga kini. Dilansir dari laman detik.com, berikut pembagiannya:
1. Bahasa Melayu
Bahasa Melayu, bahasa Palembang, atau bahasa Musi adalah dialek yang digunakan masyarakat di sebagian wilayah Sumatera Selatan dengan penutur asli berjumlah 3,1 juta orang.
Di antara berbagai macam bahasa daerah Sumatera Selatan, bahasa Melayu atau Palembang (dialek kota) juga berfungsi sebagai bahasa pemersatu.
Bahasa Melayu di provinsi Sumatera Selatan biasanya dituturkan di wilayah Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, dan lain-lain.
Di Sumsel, bahasa Melayu terdiri dari sembilan dialek, yaitu Palembang Sukabangun, Kisam, Muara Saling, Selangit, Rupit, Bentayanyang, Palembang, Padang Binduyang, dan dialek Talang Ubi yang digunakan pada daerah-daerah tertentu.
Berdasarkan perhitungan dialektometri, persentase perbedaan sembilan dialek itu adalah 51-80%. Isolek Melayu adalah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81-100% jika dibandingkan dengan bahasa Kayu Agung, Ogan, Pademaran, Komering, dan Lematang.
BACA JUGA:Keutamaan dan Manfaat Surat Al-Mulk
2. Bahasa Ogan
Bahasa Ogan ada di sebagian besar masyarakat Kabupaten Ogan Ilir, yaitu Desa Karang Dapo, Desa Talang Akar, Desa Peninjauan, Desa Pelabuh Dalam, dan lain-lain.
Bahasa ini digunakan sebagian penduduk yang tinggal di pesisir atau tepian Sungai Ogan. Sungai Ogan sendiri berasal dari beberapa aliran kecil mata air dari Bukit Nanti yang bersatu menjadi aliran besar sungai Ogan, yang akhirnya bermuara di Sungai Musi, Palembang.