jektvnews.com - Sebuah Penemuan pemakaman Kaisar China di Provinsi Shaanxi pada tahun 1974 menjadi temuan salah satu temuan dari arkeologi yang sangat penting sepanjang masa itu.
Pada Saat melakukan ekskavasi penggalian, para arkeolog menemukan ribuan patung terakota tentara dan kuda perang seukuran aslinya yang menjaga makam Kaisar Qin Shi Huang.
Baca Juga : breaking news negara amerika serikat sebut bakal perang dengan negara china
Namun hingga saat ini arkeolog takut membuka situs makam Kaisar China Qin Shi Huang tersebut. Sehingga hampir lebih dari usia 2.000 ribu tahun, sampai saat ini, makam kaisar Qin Shi Huang belum pernah dibuka siapapun.
Dilansir Live Science, makam bersejarah itu menyimpan misteri tentang Qin Shi Huang, Kaisar Pertama China yang berhasil menaklukkan dan menyatukan 6 negara bagian yang kerap kali berperang. Pendiri Dinasti Qin itu tercatat meninggal pada 10 September 210 Sebelum Masehi (SM).
Baca Juga : pendaftaran snpdb madrasah telah dibuka kemenag buka kouta luar negeri
"Bukit besar, tempat kaisar dimakamkan, tidak ada yang pernah masuk ke sana," kata arkeolog sekaligus konsultan kuratorial untuk pameran Terracotta Warrior di Discovery Times Square Kota New York, Kristin Romey, Sabtu (27/1)
Menurut Romey, dalam sebuah naskah kuno mengatakan kaisar menciptakan seluruh kerajaan dan istana bawah tanah, lengkap dengan langit-langit yang meniru langit malam, dengan mutiara sebagai bintang.
Makam Qin Shi Huang juga diperkirakan dikelilingi oleh sungai-sungai air raksa cair, yang diyakini oleh orang China kuno bisa membuat mereka abadi.
Baca Juga : manfaat buah nanas bagi perempuan nomor 4 sangat berguna bagi pasangan suami istri
"Ini agak ironis. Mungkin saja penyebab dia meninggal karena menelan merkuri. Dia meminum semua pil merkuri karena ingin hidup selamanya dan zat itu membunuhnya pada usia 39 tahun," ujar Romey.
Dikutip dari iflscience, alasan utama di balik ketakutan arkeolog membuka makam Qin Shi Huang di karena khawatir penggalian itu dapat merusak makam, sehingga akan menyebabkan kehilangan informasi sejarah yang sangat berharga.
Saat ini, para arkeolog hanya menggunakan teknik arkeologi invasive, yang digunakan untuk memasuki makam, namun hal itu berisiko tinggi menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
Selain itu, para arkeolog juga meyakini bahwa, membongkar makam juga bisa mendatangkan bahaya yang jauh lebih buruk dan mematikan. Dalam sebuah catatan yang ditulis oleh sejarawan China kuno Sima Qian sekitar 100 tahun setelah kematian Qin Shi Huang, dia menjelaskan bahwa makam itu terhubung dengan jebakan yang dirancang untuk membunuh setiap penyusup.