Seorang juru bicara Pentagon menanggapi pertanyaan email AFP tentang memo itu dengan mengatakan, "Ya, itu faktual bahwa dia mengirimkannya."
Dikutip dari cnbcindonesia, dijelaskan bahawa, Pejabat senior Amerika Serikat itu mengatakan dalam beberapa bulan terakhir bahwa China tampaknya mempercepat jangka waktunya untuk menguasai Taiwan, sebuah demokrasi pemerintahan sendiri yang diklaim oleh Beijing.
Pelatihan militer besar-besaran oleh negara China pada bulan agustus tahun lalu, yang dipandang sebagai uji coba invasi setelah kunjungan solidaritas ke Taipei oleh Ketua DPR Nancy Pelosi, yang pada saat itu berada di urutan kedua setelah Gedung Putih.
Amerika Serikat mengalihkan pengakuan dari Taipei ke Beijing pada tahun 1979 tetapi menjual senjata ke Taiwan untuk pertahanan diri.
Semakin banyak anggota parlemen AS menyerukan peningkatan bantuan, termasuk pengiriman bantuan militer langsung ke Taiwan, dengan mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina menggarisbawahi perlunya persiapan dini.
Baca Juga : anggota komisi i dpr ri kecam pembakaran al-quran di kedutaan-besar turki di kota stockholm swedia
Sementara itu, dari pihak negara China juru bicara dewan, Zhu Fenglian mengatakan bahwa, Negara Amerika Serikat (AS) “bermain dengan api” dan “akan terbakar sendiri”, kata kantor urusan Taiwan Dewan Negara China.
Komentar itu muncul setelah Presiden AS Joe Biden berjanji untuk membela Taiwan jika Beijing berusaha untuk menguasainya, kantor berita negara Xinhua melaporkan pada Senin (23/5).
"Mencoba memainkan 'kartu Taiwan' dan 'menggunakan Taiwan untuk mengendalikan China' adalah bermain api, dan mereka yang bermain api akan terbakar," kata juru bicara dewan, Zhu Fenglian.
“Masalah Taiwan adalah urusan dalam negeri China dan tidak ada campur tangan asing yang diizinkan. Prinsip Satu-Cina adalah dasar politik hubungan Tiongkok-Amerika Serikat. Kami mendesak pihak Amerika Serikat untuk berhenti membuat pernyataan atau mengambil tindakan apa pun yang melanggar prinsip Satu-China dan tidak melangkah lebih jauh dan lebih jauh ke jalan yang salah,” jelasnya.
Sebelumnya juga, Biden mengatakan dia akan bersedia menggunakan kekuatan militer untuk membela Taiwan melawan China.
"Kami setuju dengan kebijakan Satu China, kami menandatanganinya. Tetapi gagasan bahwa itu dapat diambil dengan paksa tidak tepat, itu akan membuat seluruh wilayah terkilir dan akan menjadi tindakan lain yang serupa dengan Ukraina," kata Biden.
Namun, kemudian pada hari Senin, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kebijakan Washington terhadap Taiwan tidak berubah.
Ini adalah kedua kalinya Biden bersumpah untuk campur tangan dalam membantu Taiwan melawan China jika diperlukan.
Baca Juga : Indonesia kemasukan covid19 varian terbaru ini penjelasan menkes ri budi gunadi