JEKTV.co.id - Tim pengabdian dari Fakultas Pertanian Unja yang terdiri dari Ir. Ardiyaningsih Puji Lestari, MP.; Ir. Dede Martino, MP., Yulia Alia, S.P., M.P., Dr. Ir. Wilyus, M, Si., Ir. Buhaira, M.P. memotivasi dan mengajak mahasiswa untuk turut aktif dalam kegiatan daur ulang sampah menjadi pupuk cair.
Pada umumnya, masyarakat masih menganggap sampah sebagai sesuatu yang tidak bernilai, sehingga sampah biasanya langsung dibuang, dibakar, atau di tanam ke dalam tanah. Metode tersebut tidak memberikan nilai tambah bagi masyarakat ataupun manfaat bagi lingkungan.
Sesungguhnya, sampah organik berpotensi diolah menjadi produk yang bermanfaat apabila dikelola dengan tepat. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos padat, bioetanol, media tumbuh tanaman, pupuk cair, dan produk-produk lain yang dapat bernilai ekonomis. Oleh sebab itu, tim berinisiatif untuk menyelesaikan persoalan sampah dengan mengandeng mahasiswa dan juga menerapkan teknologi BPPC dalam pengolahan sampah organik.
Mesin BPPC adalah mesin yang menggunakan energi listrik yang dapat mengubah sampah-sampah organik menjadi pupuk cair. Kemampuan mengolah dan mendaur ulang sampah menjadi produk seperti pupuk cair sangat penting bagi pengusaha tanaman hidroponik. Sistem hidroponik merupakan salah satu metode yang sedang digemari. Metode ini adalah metode bercocok tanam menggunakan media tanam air, nutrisi, dan oksigen tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya.
Dengan adanya pupuk cair, lebih memudahkan memberikan pupuk pada tanaman hingga bagian daun dan batang. Penggunaan pupuk cair dapat mengurangi penyakit, meningkatkan nutrisi, dan mengurangi racun pada tanaman. Lebih istimewanya lagi, pupuk cair ini bisa pula digunakan untuk pengelolaan tanaman non hidroponik juga.
Harapannya, dengan pelaksanaan kegiatan ini, tim bisa ikut andil dalam menyelesaikan persoalan sampah sekaligus mendampingin mahasiswa untuk turut peduli terhadap lingkungan, meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam pengolahan sampah, juga lebih meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa.