JAKARTA – Ahli epidemioligi WHO Dr Maria Van Kerkhove membeberkan penyebab varian delta Covid-19 yang menggila di berbagai negara.
Menurut Maria Van Kerkhove, varian Delta Covid-19 menyebabkan peningkatan kasus 16,7 persen di Afrika dalam 7 hari pada Juli 2021.
Di Timur Tengah terjadi peningkatan kasus 16,4 persen, Eropa 33 persen, Asia Tenggara 8,6 persen, dan Pasifik barat.
“Kita harus blak-blakan ketika memang keadaan menyatakan demikian. Kondisi kita tidak baik-baik saja,” kata Maria Van Kerkhove dalam video yang disiarkan WHO pada 7 Juli 2021.
Video ini kembali dibagikan oleh dokter spesialis penyakit dalam, dr RA Adaninggar SpPD di akun Instagram pribadinya, @drningz, Rabu (13/7).
Dalam video tersebut, Van Kerkhove menyatakan bahwa ada 24 negara kurva epidemiknya hampir vertikal.
“Ini situasi yang tidak harus kita alami apabila kita punya perangkat untuk mengatasinya,” ucapnya.
Van Kerkhove lantas membeberkan empat penyebab utama penularan Covid-19, yakni:
1. Virus Itu Sendiri
Van Kerkhove mengatakan bahwa virus Corona berbahaya. Sekarang ada varian virus yang cepat menular, yakni varian Delta Covid-19.
2. Pencampuran Sosial
Van Kerkhove mengatakan di seluruh dunia terjadi pencampuran sosial dan peningkatan mobilitas sosial.
“Kejadian-kejadian sosial ini memicu penularan karena adanya interaksi bersama sekelompok orang dengan tidak disertai intervensi pencegahan yang benar,” jelasnya.
3. Protokol Kesehatan Tidak Benar
Van Kerkhove menyoroti pelaksanaan protokol kesehatan yang dianggap kurang dan tidak benar.
“Pelaksanaan protokol kesehatan ini bukan berarti lockdown. Ini adalah intervensi kombinasi pada level individu hingga level komunitas,” kata Kepala Program Kesehatan Darurat WHO tersebut.
Ia membeberkan cara paling ampuh untuk mencegah penularan Covid-19, yakni memakai masker, jaga jarak, menghindari kerumunan dan tempat tertutup. menghabiskan lebih banyak waktu di outdor dibanding indoor, memperbaiki ventilasi serta menjaga kebersihan tangan.
4. Distribusi Vaksin Tidak Merata
Menurut Van Kerkhove, faktor terakhir yang sangat sulit adalah distribus dan akses terhadap vaksin yang tidak merata.