DISWAY: Elizabeth Kurniawan

Jumat 23-04-2021,09:54 WIB

Rudy memalsu merek-meerk anggur terkenal dengan nilai tak terpermanai. Termasuk memalsu tahun pembuatannya. Yang kian kuno tahunnya kian mahal harganya. Satu botol wine bisa berharga puluhan juta. Wine-wine langka bisa mencapai harga ratusan juta –rupiah per botol.

Itu tahun 2016.

Hampir bersamaan dengan keruntuhan Elizabeth.

*

Sejak SMA, Elizabeth sudah menonjol. Ia menyukai program komputer. Sudah pula bakat bisnis: menjual program komputer ke sekolah-sekolah di Tiongkok.

Elizabeth juga belajar bahasa Mandarin. Keinginannyi menjadi orang kaya tak tertahankan.

Elizabeth cantik sekali –sebagai remaja putri. Kecantikannyi bisa dibilang 5-i. Matanyi sangat hidup. Lehernyi sangat jenjang. Bibirnyi ranum seperti bibir Sunyahni. Wajahnyi cendekia.

Saat kelas 3 SMA, Elizabeth bertemu laki-laki berumur 38 tahun. Beda umur, jauh. Beda warna kulit, jauh. Beda budaya, jauh.

Nama laki-laki itu: Ramesh Balwani. Orang Pakistan berdarah India. Ia diajak orang tuanya pindah ke India, lalu ke Amerika Serikat.

Balwani kuliah komputer di Stanford University lalu mengambil MBA di University of California Berkeley, tidak jauh dari San Francisco.

Balwani sudah punya istri –beda bangsa, beda kulit, beda budaya: Keiko Fujimoto. Dia seorang seniman di California yang keturunan Jepang.

Tahun itu Balwani bertemu Elizabeth.

Tahun itu Balwani menceraikan Keiko.

*

Elizabeth tidak takut laki-laki asing dari India. Dia hanya takut jarum suntik.

Ketakutannyi itulah yang menjadi inspirasi untuk memulai bisnis. Sambil kuliah Elizabeth melahirkan ide ini: tes darah tanpa mengambil darah.

Tags :
Kategori :

Terkait